Gambar Sampul PJOK · Bab 8 Gaya Renang Dan Penyelamatan
PJOK · Bab 8 Gaya Renang Dan Penyelamatan
Bambang Abduljabar dan Lukmanul Haqim Lubay

24/08/2021 16:55:47

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

153

Tujuan berenang tidak semata-mata untuk pembelajaran gerak dan

mencapai prestasi, tetapi untuk mencapai tujuan yang lebih luas di antaranya

adalah untuk: pembentukan dan pengembangan fisik, pembinaan hidup sehat,

pemeliharaan kesegaran jasmani, dan peningkatan kapasitas tubuh serta tujuan

lainnya yang lebih banyak. Namun lebih dari itu banyak hal-hal positif yang

bisa kita rasakan langsung atau tidak langsung kalau kita menguasai berenang.

Diantaranya adalah:

Pertama

; Meningkatkan kualitas jantung dan peredaran

darah. Jantung merupakan organ tubuh yang memompa darah agar mengalir

ke seluruh tubuh, sedangkan darah tersebut mengangkut sari-sari makanan

dan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran serta menghasilkan energi

yang diperlukan untuk bergerak.

Pelajaran 8

MENGANALISIS KETERAMPILAN

GAYA RENANG, PENYELAMATAN

KEGAWATDARURATAN DI AIR DAN

TINDAKAN LANJUTAN DI DARAT

154

Kelas XII SMA

Kedua

; Meningkatkan kapasitas vital paru-paru. Paru-paru berfungsi

untuk mengambil oksigen yang sangat diperlukan dalam proses

oksidasi

(pembakaran). Renang akan melatih kerja paru-paru dan meningkatkan

kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen yang banyak. Dengan

terpenuhinya oksigen maka proses pembakaran dalam tubuh menjadi lancar

sehingga energi yang diperlukan dapat terpenuhi.

Ketiga

; Mempengaruhi otot

menjadi berisi. Ketika berenang akan terjadi gerakan otot yang dinamis dan

otot akan bekerja terus menerus. Hal ini akan membuat serabut otot bertambah

banyak dan bertambah kuat, sehingga otot-otot tubuh akan kelihatan lebih

berisi/padat.

A.

Menganalisis Keterampilan Gaya Renang

1.

Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang

rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam

waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan

posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas,

batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang

ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua

belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan

maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak yang

sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan

ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali

gerakan tangan-

kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki

.

Analisa gerakan Renang Gaya

Dada sebagai berikut:

a.

Gerakan kaki

1)

Gerak kaki pada gaya dada saat ini adalah gerakan kaki yang

cenderung membentuk

gerak kaki gaya dolphin, dimana pada

saat fase istirahat yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian

bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah

fase itu dikerjakan pergelangan kedua kaki diputar mengarah

keluar hingga membentuk sudut lebih kurang limapuluh derajat,

kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerak menginjak

dan diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki bertemu

lurus kebelakang.

2)

Beberapa perenang ada yang melakukan

akhir dari gerakan kaki

menginjak dan menendang itu hingga tumit kaki sedikit naik

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

155

keatas permukan air, hal ini disebabkan kaki yang bersangkutan

sangat lentur/

flexible

.

3)

Keuntungan yang diperoleh oleh perenang yang mempunyai

kelenturan kaki tinggi, biasanya dimanfaatkan pada akhir dari

lecutan dengan membuat gerak kaki

dolpin

di bawah permukan air.

4)

Usahakan pada saat kedua kaki ditarik

mendekati pinggul

dilakukan semaksimal mungkin, sehingga sikap ini dapat

melakukan rangkaian gerak berikutnya dengan lebih kuat.

Apabila pada waktu melakukan gerak menarik tungkai kaki

bawah agak berat dilakukan, maka gerak itu dikerjakan dengan

bantuan sedikit kedua belah paha dibuka.

5)

Meningkatkan kecepatan

pada saat melakukan gerak kaki adalah

sangat diperlukan dan penting. Kaki akan mendapat akselerasi

dan mencapai tingkat kecepatan maksimum, hanya karena

kedua kaki setelah mengerjakan tendangan dan menutup lurus

di belakang. Gerak yang dilakukan kaki itu akan memproduksi

tenaga gaya angkat ke arah depan.

Beberapa bentuk latihan:

1)

Di tepi kolam

renang dengan memegang parit/tepi, dilakukan

rangkaian gerak secara berjenjang.

2)

Bila menggunakan

papan latihan sambil jalan di kolam dangkal.

3)

Tanpa

menggunakan papan latihan, kedua lengan lurus ke depan.

4)

Bisa diberikan dengan sikap terlentang, lakukan rangkaian gerak

kaki gaya dada.

b.

Gerakan tangan

1)

Gerakan tangan tidak menggunakan

dorongan/

push (outward

and catch-pull recovery

atau fase membuka atau menangkap

- fase menarik - fase istirahat). Ke dalam lengan atau tangan/

lengan di bawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat

sekitar 15-20 cm. Pada dasarnya gerakan tangan terdiri dari :

Fase istirahat (

recovery

), saat kedua lengan lurus di depan. Fase

membuka keluar (

outward

), saat kedua tangan membuka keluar

hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu. Fase menangkap

(

catch

), fase ini dilakukan setelah akhir dari melakukan fase

membuka, dimana saat mengerjakan fase ini usahakan sikut

tinggi (

high elbow

) untuk memutar pergelangan tangan.

156

Kelas XII SMA

2)

Gerakan tangan menggunakan

dorongan; menggunakan fase

mendorong (

push

), dengan rangkaian fase membuka dan

menangkap–fase menarik–fase mendorong–fase istirahat

(

outward and catch–pull–push–recovery

). Ke dalaman lengan/

tangan di bawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat

sekitar 25-30 cm. Pada fase istirahat (

recovery

), saat kedua

tangan lurus di depan. Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari

: Fase membuka keluar (

outward

), saat dimana kedua tangan

membuka kesamping hingga memperpanjang garis bahu sudut

yang di bentuk antara telapak tangan dengan permukaan air pada

saat menyapu keluar adalah 30-45 derajat. Dan sudut yang di

bentuk antara lengan bawah dengan tangan pada pergelangan

adalah 15-30 derajat. Fase mendorong ke dalam (

push

) fase ini

dilakukan setelah berakhirnya fase membuka keluar, dimana

saat melakukan fase mendorong kedua telapak tangan saling

berhadapan serentak dengan menutup telapak tangan hingga

bertemu, kedua siku dengan juga menutup keduanya bertemu

pada saat garis lurus di bawah dagu.

Memodifikasi gerak gaya dada dengan sedikit mengubah pada

saat tangan akan melakukan fase mendorong diubah menjadi fase

menyapu ke dalam (

in ward sweep

) dimana sapuan dari telapak

tangan itu bertemu di depan hingga lengan membentuk paru lembing.

Fase istirahat dan fase membuka keluar tetap sama dan perbedaanya

terletak pada fase mendorong, fase menutup ke dalam dilakukan

setelah berakhirnya fase membuka keluar dilanjutkan dengan

melakukan sapuan atau ayunan dimana kedua belah siku tidak perlu

bertemu dan cukup hanya kedua telapak tangan. Agar diperhatikan

pada saat melakukan sapuan ke dalam posisi telapak tangan dengan

air membentuk sudut antara 30-45 derajat atau rata-rata 40 derajat.

c.

Pernafasan

Bentuk bentuk latihan :

1)

Di kolam dangkal

: membelakangi dinding atau menghadap

dinding kedua lengan dilipat di belakang punggung, lakukan

irama mengambil nafas dari permukaan air melalui mulut

dengan sikap pandangan ke depan, dimana dada sedikit diangkat,

kemudian masukan bagian muka ke permukaan air dengan

menundukan kepala. Buanglah sisa-sisa pembakaran di bawah

permukaan air melalui hidung. Latihlah rangkaian gerak ini

hingga menjadi terbiasa.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

157

2)

Untuk memperoleh

gerak pernafasan baik pada gaya dada, cukup

dikombinasikan dengan kaki.

d.

Koordinasi kaki-nafas

Koordinasi gerak antara kaki dengan nafas dikerjakan dengan

dua pendapat, ada yang mengerjakan kepala sebagai kendali, dimana

kepala diangkat kedua kaki mengikuti dengan menarik kearah

pinggul dan kepala kembali masuk permukaan air, kedua kaki

melalui sikap kedua pergelangan kaki mengarah keluar mengerjakan

injakan dan tendangan hingga berakhir lurus ke belakang. Pendapat

lain dan juga banyak dikerjakan yaitu, saat kedua kaki mengerjakan

proses menginjak dan menendang hingga lurus ke belakang, kepala

diangkat dan selanjutnya kepala masuk kepermukaan air justru kedua

kaki ditarik mendekati pinggul (saat melakukan fase istirahat).

Beberapa bentuk latihan :

1)

Di kolam dangkal; kedua tangan memegang tepi atau parit kolam

lakukan rangkaian

gerak dengan menggunakan prinsip gerak

tersebut di atas.

2)

Dengan menggunakan

papan latihan kedua tangan memegang

papan latihan gunakan rangkaian gerak baik menurut pendapat

pertama maupun mengikuti pendapat kedua.

3)

Untuk memperoleh kordinasi yang baik bisa diberi

kan tanpa

menggunakan papan latihan kedua tangan berada lurus di

samping tubuh, prinsip yang sama seperti menggunakan papan

latihan dapat juga dilakukan.

4)

Bisa juga

tanpa menggunakan papan, kedua lengan tidak lurus di

samping, tetapi dilipat di punggung. Hal ini dikerjakan terutama

untuk menghindarkan tangan melakukan gerak ekstra untuk

membantu tubuh maju sehingga latihan yang dikerjakan tidak

efektif lagi.

e.

Koordinasi nafas – tangan

1)

Pada saat ambil nafas dilakukan pada saat tangan melakukan

akhir fase menarik.

2)

Atau saat

ambil nafas dilakukan pada saat melakukan fase

mendorong.

3)

Atau mengambil nafas dilakukan pada saat melakuk

an sapuan

tangan ke dalam.

158

Kelas XII SMA

4)

Beberapa bentuk latihan

a).

Dengan menggunakan

papan latihan, lakukan kordinasi

gerak antara tangan dengan nafas seperti halnya latihan

tangan.

b).

Berpasangan dimana

saat satu rekanya melakukan rangkaian

kombinasi tangan dengan nafas, maka rekan lainya

mengapit kedua kaki dan memegang pinggul atau paha yang

bersangkutan.

f.

Gerak (kordinasi kaki – nafas – tangan.

Beberapa bentuk latihan:

1)

Dapat diberik

an dengan bentuk latihan gerak koordinasi kali –

nafas – tangans.

2)

Pada saat tertentu diusahakan tidak banyak menggunakan papan.

g.

Perbaikan gaya

Seperti pada gaya renang yang lain-lainya, maka beberapa

bentuk kesalahan sering terjadi pada gaya dada. Adapun bentuk-

bentuk kesalahan yang terjadi seperti :

1)

Posisi lutut turun, akibatnya pinggul naik :

Apabila terjadi kasus

seperti ini, upaya penanggulanganya adalah berlatih dengan

menggunakan papan latihan dengan prisip gerakan dikerjakan

yaitu saat melakukan fase istirahat pada kaki yaitu saat dimana

kedua tungkai kaki bawah dilipat hingga mendekati pinggul,

bentuk-bentuk dikerjakan dengan konsep tidak membentuk

sudut sebagai akibat lutut yang diturunkan ke bawah, melainkan

sebagai akibat lipatan tungkai kaki bawah ke atas hingga

mendekati ke pinggul.

2)

Mengambil nafas terlalu

dini : Bila terjadi semacam ini dilakukan

bentuk perbaikan dengan mengulang kembali rangkaian gerak

pada kordinasi nafas dengan tangan.

3)

Kaki tidak mampu maksim

al melakukan lipatan dan membuka

ke samping. Penanggulangan dengan melatih kaki dengan

menggunakan papan atau mengambil sikap terlentang untuk

mengerjakan kaki gaya dada, dimana saat melipat, lakukan

gerak kaki menarik ke arah pinggul dan bukan gerakan melipat

itu dilakukan sebagai akibat turunya lutut.

4)

Melakukan tarikan

terlalu dalam; Melakukan tarikan terlalu

dalam pada gaya dada, bisa berakibat terhentinya gerakan di saat

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

159

akhir tarikan. Selain itu bentuk, tarikan ini tidak saja menjadi

tahanan bagi daya luncur renang, tetapi yang jelas hal semacam

ini akan mengurangi akselerasi dari renang yang bersangkutan.

Gambar 8.1. Renang gaya dada

h.

Aktivitas belajar siswa menganalisis keterampilan

rena

ng gaya dada.

Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang

gaya dada berikut ini :

1)

Peserta didik

saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau

secukupnya

2)

Lakukan tahap demi tahap

gerakan keterampilan renang gaya

dada dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil nafas,

serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.

3)

Peserta didik

yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa

gerak renang gaya dada dengan benar.

4)

Kalian dapat

melakukan bagian gerakan renang gaya dada tersebut

dengan waktu tertentu atau tergantung dengan penguasaan gerak

yang anda kuasai.

5)

Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang

menganalisa

gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh

dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,

santun, dan displin.

160

Kelas XII SMA

6)

Pergantian peran yang melakukan gerakan dan yang menganalisa

dapat

dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.

7)

Peserta didik

berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan

yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang

kegiatan siswa tersebut.

8)

Tujuannya adalah

penekanan pada analisa gerak renang gaya

dada dengan benar.

9)

Perhatikan gambar:

Sumber: belajarberenangbandung.com

Gambar 8.2. Menganalisa belajar renang gaya dada di tepi kolam renang

2.

Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Bebas

a.

Posisi st

art

1)

Pandangan lurus ke depan atau pada air.

2)

Posisi badan membungkuk.

3)

Lutut sedikit ditekuk ke depan.

4)

Posisi kaki menginjak

balok start dan posisi jari kaki berada

diluar balok start atau tidak diinjakkan pada balok start.

5)

Jarak kaki kanan dan kiri selebar genggaman telapak tangan.

6)

Posisi tangan lurus ke

bawah dan punggung tangan menghadap

ke depan dan posisi tangan berada di samping luar kaki kanan

dan menyentuh balok start

b.

Posisi badan saat berenang

1)

Tangan

a).

Pada saat tangan kanan melakukan gerakan masuk ke air

hingga lurus ke depan atau melakukan gapaian ke depan maka

tangan kiri melakukan tarikan atau dorongan ke belakang.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

161

b).

Setelah tanga

n melakukan dorongan ke belakang, tangan

diangkat ke atas permukaan air dengan posisi siku tangan

kiri agak ditekuk didekat telinga. Kemudian dimasukkan

ke dalam air hingga posisi tangan lurus ke depan. Begitu

seterusnya.

c).

Tangan kiri dan kanan ber

gerak secara bergantian.

2)

Kepala

a).

Posisi kepala menghadap ke bawah air, atau di dalam air

.

b).

Sebagian kepala berada diatas permukaan air dari batas

telinga atas.

c).

Posisi saat mengambil

nafas, jika mengambil nafas ke arah

kanan maka posisi tangan kiri lurus ke depan dan tangan

kanan melakukan dorongan atau tarikan, pada saat itu kepala

ditolehkan ke arah kanan. Dan sebaliknya.

d).

Pada saat

mengambil nafas kepala tidak boleh diangkat ke

depan.

3)

Kaki

a).

Kaki digerakkan

secara bergantian antara kaki kanan dan

kiri kebawah dan ke atas permukaan air.

b).

Kaki digerakkan berporos pada pangkal paha dan lutut tidak

ditekuk

4)

Badan

a).

Posisi badan tengkurap ke dalam air dengan posisi

mengapung. Dan badan sejajar dengan permukaan air

c.

Teknik renang gaya bebas

Teknik renang gaya bebas terbagi ke dalam beberapa tahapan,

yaitu sebagai berikut:

1)

Teknik dasar

mengapung.

Posisi mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap

saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh

dapat terapung di atas permukaan air. Lakukanlah dengan

rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga. Berikut teknik

mengapung dalam renang.

a).

Berdiri di depan dinding kolam sejauh satu meter, air kolam

dengan ketinggian air setinggi perut.

162

Kelas XII SMA

b).

Tarik napas dalam-dalam, kemudian masukkan kepala ke

dalam

air dengan sedikit merebahkan tubuh ke depan dalam

posisi telungkup, mata tetap terbuka, dan buanglah napas

perlahan-lahan.

c).

Tubuh tetap

rileks pertahankan sikap tersebut di dalam air

hingga napas tidak kuat lagi.

d).

Lakukanlah latihan ini berulang-ulang.

Gambar 8.3. Latihan meluncur

2)

Teknik dasar meluncur

Setelah

menguasai teknik mengapung, lanjutkan dengan

latihan meluncur. Latihan ini bertujuan untuk melatih

keseimbangan tubuh di air. Jika tidak mampu menguasai

keseimbangan tubuh maka tubuh akan tenggelam dan tidak

mampu berdiri di kolam renang, meskipun kolam tersebut

dangkal. Cara melakukan latihan meluncur sebagai berikut:

a).

Berdirilah di tepi kolam

dengan sikap membelakangi

dinding kolam, salah satu kaki menempel pada dinding

untuk melakukan tolakan.

b).

Kedua lengan lurus ke atas di samping

telinga dengan ibu

jari saling berkaitan.

c).

Ambil napas dalam-dalam, condongkan tubuh ke depan,

berusaha ujung jari tanga

n lebih dahulu yang masuk ke

dalam air.

d).

Tolakkan kaki yang menempel

pada dinding kolam sampai

tubuh terdorong ke depan.

e).

Saat tubuh sedang meluncur

, biarkan sampai tubuh berhenti

melaju.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

163

Gambar 8.4. Latihan gerakan meluncur

3)

Posisi tubuh

Posisi tubuh saat berenang harus :

a).

Hidrodinamis/str

eamline

, hampir sejajar dengan permukaan air

b).

Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya

c).

Hindari kemungkinan

terjadinya gerakan-gerakan tangan

atau kaki yang berakibat tubuh akan naik turun atau berliuk-

liuk.

Gambar 8.5. Renang gaya bebas

4)

Gerakan kaki

Gerakan kaki dalam renang gaya bebas berperan penting.

Gerakan ini akan membantu

luncuran. Selain itu, gerakan

tungkai juga sebagai pengatur keseimbangan tubuh. Berikut ini

cara melakukan latihan gerakan kaki:

a).

Kedua kaki digerakkan ke atas dan ke bawah secara

bergantian

dalam keadaan lemas/naik turun mengarah lurus.

164

Kelas XII SMA

b).

Gerakan kedua kaki dimulai dari pangkal paha.

c).

Gerakan jangan terlalu tinggi tapi cukup dekat dengan

permukaan air

.

d).

Naik turun dengan dua, empat, atau enam pukulan kaki

5)

Gerakan tangan/lengan

Gerakan lengan merupaka

n gerak pendukung yang sangat

penting. Hal tersebut dikarenakan dayungan lengan akan

mendukung laju tubuh dengan cepat. Latihan gerakan tangan

dapat dilakukan di kolam dangkal, berikut cara melakukannya:

a).

Sikap awal berdiri, badan dibungkukkan dan kedua tangan

lurus di samping telinga.

b).

Tangan

kanan ditarik ke bawah sambil menekan air, sampai

berada di bawah badan. Tangan mendorong air ke belakang

dan ke atas.

c).

Siku tangan kanan cepat

ditekuk dan di keluarkan dari air,

saat tangan kiri sampai di bawah badan di dalam air, tangan

kiri mendorong air ke belakang dan ke atas.

d).

Gerakan kembali ke posisi semula dilakukan dengan

mengayunkan tangan ke depan.

e).

Lakukan gerakan

ini secara bergantian antara tangan kanan

dan kiri dan lakukan gerakan ini secara berulang-ulang.

Fase-fase pada rotasi tangan gaya bebas adalah :

a).

Fase masuk ke permukaan air

(1).

Masuk permukaan air

dengan menggunakan ujung

jari tangan dengan posisi telapak tangan menghadap

kebawah atau telungkup.

(2).

Masuk permukaan air

dengan ibu jari terlebih dahulu,

sudut kemiringan yang dibentuk antara telapak tangan

dengan permukaan air adalah 30-40 derajat

b).

Fase menangkap

Dilakukan setelah

fase masuk tangan ke dalam air telah

selesai.

c).

Fase menarik

(1).

Menarik jari hingga tanga

n berada pada posisi agak

jauh dari garis pusat

(2).

Menarik hingga

jari tangan berada pada posisi mendekati

garis pusat

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

165

(3).

Menarik hingga jari

tangan berada pada posisi

menyilang tubuh.

d).

Fase mendorong

Fase ini dikerjakan

setelah fase menarik atau sapuan ke

dalam air telah berakhir, akhir dari fase mendorong adalah

bagian bawah dari paha, dengan potongan ibu jari menyentuh

bagian samping paha.

6)

Teknik pernapasan

Latihan

pernapasan sebaiknya dilakukan di darat terlebih

dahulu. Caranya yaitu dengan melatih gerakan seperti yang

dikerjakan di air. Pengambilan napas dilakukan pada saat mulut

berada di atas permukaan air yaitu dengan cara memiringkan

kepala (memutar) ke sisi kanan atau kiri. Latihan pernapasan

juga dapat dilakukan di dalam kolam dangkal, caranya sebagai

berikut:

a).

Salah satu lengan lurus ke depan sejajar dengan permukaan

air

.

b).

Jika tangan kiri yang di depan muka mengambil napasnya

dengan memutar kepala pada sumbunya ke kanan.

c).

Jika tangan kanan yang di depan maka pengambilan

napasnya memutar kepala pada sumbunya ke kiri.

d).

Pengambilan napas biasanya dilakukan saat mela

kukan

gerakan tangan kanan saja atau kiri saja, atau perbandingannya

dua kali menarik tangan dan sekali mengambil napas.

e).

Memutar kepala kearah kanan saja

f).

Memutar kepala kearah kiri saja

7)

Koordinasi saat berenang

Koordinasi

gerakan dalam renang gaya bebas adalah dengan

cara menggabungkan seluruh fase-fase yang telah dikemukakan

dalam suatu rangkaian gerakan secara bersamaan sehingga

dapatlah diperoleh gerakan gaya bebas sebenarnya.

166

Kelas XII SMA

Gambar 8.6. Renang gaya bebas

8)

Aktivitas belajar siswa menganalisis keterampila

n renang

gaya bebas.

Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak

renang gaya bebas berikut ini :

a).

Peserta didik

saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang

atau secukupnya

b).

Lakukan tahap demi taha

p gerakan keterampilan renang

gaya bebas dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil

nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.

c).

Peserta didik yang mampu/guru memberi

contoh dan

menganalisa gerak renang gaya bebas dengan benar.

d).

Kalian dapat

melakukan bagian gerakan renang gaya bebas

tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan

penguasaan gerak yang anda kuasai.

e).

Peserta didik

yang melakukan gerakan renang maupun

yang menganalisa gerak melakukannya itu dengan sunguh-

sungguh dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas,

toleransi, santun, dan displin.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

167

f).

Pergantian peran yang melakukan gerakan dan yang

menganalisa

dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan

pada semuanya.

g).

Peserta didik berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan

yang baru saja

dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi

tentang kegiatan siswa tersebut.

h).

Tujuannya adalah peneka

nan pada analisa gerak renang

gaya bebas dengan benar.

Perhatikan gambar

:

Sumber: belajarberenangbandung.com

Gambar 8.7.

Aktivitas belajar siswa menganalisis renang gaya bebas.

3.

Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi

punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air

sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat

melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berenang, siswa

memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.

Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya

bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua

belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti

gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah

mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung. Berbeda

dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu

yang semuanya dilakukan dari atas balok start, perenang gaya punggung

melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding

kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut

ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki

bertumpu di dinding kolam.

168

Kelas XII SMA

Gerakan pada renang gaya punggung pada dasarnya lebih fokus

pada gerakan tangan dan kaki, tetapi ada juga gerakan pendukung yaitu

gerakan pada punggung yang fleksibel.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan dan keindahan gaya

punggung antara lain:

a.

Frekuensi kayuhan.

Semakin sering frekuensi kayuhan dengan benar maka akan

menambah kecepatannya.

b.

Fleksibilitas sendi bahu.

Fleksibilitas sendi bahu akan berpengaruh pada luas putaran lengan

sehingga dapat menghasilkan daya dorong yang maksimal.

c.

Power lengan gaya punggung.

Mempengaruhi kecepatan lecutan tangan sehingga dapat

memaksimalkan daya dorong dari

range

yang ada.

d.

Kibasan kaki gaya punggung.

Selain dari

tangan, kibasan kaki yang fleksibel, cepat, dan secara

stabil akan mendapatkan daya dorong yang baik dan menambah

kecepatan renang.

e.

Streamline

Posisi tubuh

yang

streamline

juga mempengaruhi kecepatan

karena semakin tubuh berkedudukan horizontal maka luas penampang

air akan berkurang, sehingga menghasilkan aerodinamik air yang

maksimal.

Posisi kaki

1)

Posisi kaki jangan terlalu di permukaan

air, melainkan agak ke

dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan

juga memudahkan kepala tetap berada di atas)

2)

Kaki terus

bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang

kita tidak melenceng/berbelok).

3)

Telapak kaki agak diluruskan sedemikian

rupa sehingga menjadi

lurus/sejajar dengan tulang kaki

4)

Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.

5)

Dagu agak didekatkan

ke dada, hal ini akan membantu kecepatan

dalam berenang.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

169

6)

Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak

tangan

yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil

tahanan dari air)

Gerakan kaki

1)

Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian

(seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke

atas).

2)

Kaki digerakkan ber

gantian dengan cukup cepat agar arah renang

tidak melenceng/ berbelok dengan irama yang tetap.

Gerakan tangan

1)

Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala

2)

Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang

3)

Kemudian angkat

keluar dari permukaan air dan kembalikan ke

posisi awal

4)

Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya.

5)

Aktivitas belajar

Menganalisis Keterampilan Renang Gaya

bebas.

Gambar 8.8. Renang gaya punggung

f.

Aktivitas belajar menganalisis keterampilan

gerak renang gaya

punggung dalam bentuk bermain.

Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang

gaya punggung berikut ini :

1)

Peserta didik

saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau

secukupnya

2)

Lakukan tahap demi tahap

gerakan keterampilan renang gaya

punggung dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil

nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.

3)

Peserta didik

yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa

gerak renang gaya punggung dengan benar.

4)

Kalian dapat

melakukan bagian gerakan renang gaya punggung

tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan

penguasaan gerak yang anda kuasai.

170

Kelas XII SMA

5)

Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang

menganalisa

gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh

dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,

santun, dan displin.

6)

Pergantian peran yang mela

kukan gerakan dan yang menganalisa

dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.

7)

Peserta didik

berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan

yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang

kegiatan siswa tersebut.

8)

Tujuannya adalah

penekanan pada analisa gerak renang gaya

punggung dengan benar

.

Perhatikan gambar:

Sumber: belajarberenangbandung.com

Gambar 8.9.

Aktivitas belajar menganalisis renang gaya punggung.

4.

Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya

berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua

belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah

luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara

bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor

ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut /

hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut

ketika kepala berada di luar air.

Dalam menganalisa gaya kupu-kupu, ada 5 (lima) bagian yang harus

diperhatikan, yang terdiri dari: Posisi Badan, Gerakan Kaki, Gerakan

Lengan, Pernapasan, dan Koordinasi Gerakan

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

171

a.

Posisi Badan

Dalam setiap renang kita harus ingat bahwa posisi badan

harus diusahakan sedatar mungkin dengan permukaan air. Pada

gaya kupu-kupu terjadi gerakan dari tubuh yang naik turun secara

vertikal sesuai dengan irama gerakan dari kaki dan pukulan dolphin.

Gerakan tubuh yang naik turun ini tidak di jumpai pada gaya renang

yang lain. Dengan gerakan naik turun dalam renang tersebut maka

tahanan depan akan bertambah, sehingga untuk membentuk posisi

badan yang datar seperti pada gaya bebas dan gaya punggung tidak

mungkin. Namun demikian haruslah dijaga agar tahanan depan yang

dihasilkan gaya kupu-kupu ini sekecil mungkin, dengan usaha agar

posisi badan sedatar mungkin.

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada gaya kupu-kupu yang

dapat menghasilkan posisi badan yang rata-rata air (

streamline)

.

1)

Pada waktu bernafas

kepala diusahakan naik serendah mungkin

asalkan mulut telah keluar dari permukaan air dan cukup untuk

mengambil nafas. Secepatnya setelah pengambilan nafas selesai,

kepala tunduk kembali untuk menjaga posisi badan yang rata-

rata air (

streamline)

.

2)

Gerakan menendang dari kedua kaki yang merupakan pukulan

kaki ikan

dolphin

, haruslah diusahakan tidak terlalu dalam

sebab pukulan yang terlalu dalam hanya akan menambah

tahanan depan saja. Tendangan kedua kaki dilakukan dengan

cara menekuk kedua kaki pada persendian lutut untuk kemudian

diluruskan lagi dengan keras. Menekuknya kedua kaki haruslah

diusahakan sedikit saja jangan terlalu dalam. Bila bengkokan

sendi lutut terlalu dalam, maka tendangan kaki tersebut tidak

terlalu efisien dan tahanan depan akan besar dengan demikian

akan menghasilkan sikap badan yang tidak

streamline

.

b.

Gerakan Kaki

Tendangan kaki gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama

dengan gerakan kaki pada gaya bebas, yaitu bergerak naik turun

secara vertikal. Bedanya yaitu pada gaya kupu-kupu tendangan kaki

naik turun tersebut dilakukan secara bersama-sama (serentak) dan

simetris antara kaki kanan dan kaki kiri, sedang tendangan kaki pada

gaya bebas dilakukan dengan naik turun secara bergantian antara

kaki kanan dengan kaki kiri.

172

Kelas XII SMA

Tendangan kaki pada gaya kupu-kupu dimulai pada pangkal

paha dengan cara menekuk kaki pada persendian lutut, penekukan

kaki dilakukan kecil saja sehingga telapak kaki tidak keluar pada

permukaan air. Tetapi hanya sebagian dari telapak kaki yaitu jari-

jari kaki saja yang keluar dari permukaan air. Penekukan kaki atau

gerakan kaki keatas dilakukan dengan rileks dan pelan sedangkan

gerakan kaki kebawah atau meluruskan kaki dengan kekuatan yang

besar, dimana punggung kaki menendang dengan keras kearah bawah.

Pada waktu kaki bergerak ke atas telapak kaki dari keadaan

bertekuk berubah ke keadaan lurus, sedangkan pada waktu

tendangan ke bawah yang keras, telapak kaki dari keadaan lurus

berubah menjadi keadaan bertekuk. Gerakan telapak kaki menekuk

ini merupakan dorongan yang besar, tendangan kaki ke bawah yang

keras ini akan mengakibatkan bagian badan terutama pantat bergerak

ke atas, sedangkan pada waktu kaki bergerak ke atas, maka bagian

badan terutama pantat akan bergerak turun. Pada satu kali putaran

lengan tendangan kaki pada gaya kupu-kupu ini dilakukan dua kali,

kedua tendangan tersebut tidaklah sama, melainkan sedikit berbeda.

Perbedaan tersebut terletak pada keras atau dalamnya tendangan

kaki. Pada tendangan yang pertama dilakukan dengan kuat dan

dalam, sehingga mengakibatkan pantat naik cukup tinggi sedangkan

tendangan kaki yang kedua pelan dan tidak dalam. Fungsi dari

tendangan kaki yang kedua adalah untuk menormalkan gerakan

pertama yang keras tadi sehingga pantat tidak meloncat tinggi ke

atas, hal ini akan sangat mengurangi tahanan depan.

Urutan gerakan kaki pada gaya kupu-kupu:

1)

Kaki dalam keadaan lurus sampai dengan telapak kaki.

2)

Gerakan kaki keatas dilakukan dengan cara kaki membengkokkan

kaki pada persendian lutut (

articulatio

genu

). Bengkoknya kaki

ini tidak terlalu besar sehingga hanya sebagian jari-jari kaki saja

yang keluar dari permukaan air.

3)

Tendangan

kedua kaki kearah bawah dilakukan dengan keras

terutama punggung kaki. Tendangan ini dengan cara meluruskan

kedua kaki dari sikap membengkok.

4)

Tendangan

kaki ini masih berjalan, terlihat sikap kaki yang lurus

dari sikap bengkok.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

173

5)

Setelah tendangan kaki ke bawah berakhir, maka kaki di gerakkan

ke atas dari

sikap kaki yang lurus untuk kemudian di tekuk pada

persendian lutut.

Sedangkan pendapat lain mengatakan gerakan kaki terdiri dari:

1)

Irama gerakan kaki yang terdiri dari:

a).

Naik turun mengarah lurus.

b).

Naik turun

dengan 6 pukulan kaki (

the six beat kick

), dengan

ke dalaman kaki di bawah permukaan air ketika naik turun

dari atas permukaan air berkisar 25 – 30 cm.

c).

Naik turun dengan 4 pukulan kaki (

the

four beat kick atau

broken tempo kick

).

d).

Naik turun dengan 2 pukulan kaki (

the two beat kick

).

e).

Naik turun dengan 2 pukulan kaki menyilang (

the two beat

crossover kick

)

2)

Pada fase

istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut

untuk memukul dan melecut) mempunyai sudut berkisar antara

30 - 40 derajat.

3)

Ke dalaman paha ketika

melakukan gerakan ke bawah atau saat

memukul atau melecut adalah 25 – 30 cm dari permukaan air.

4)

Ke dalaman tungkai kaki bagian bawah atau telapak

kaki dari

permukaan air ketika melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-

35 cm.

c.

Gerakan Lengan

Pada gaya kupu-kupu kedua lengan haruslah digerakkan secara

serentak dan simetris antara lengan kiri dan lengan kanan.

Gerakan lengan pada gaya kupu-kupu terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu:

1)

Gerakan

Recovery

Gerakan

r

ecovery

lengan adalah gerakan lengan pada saat

akhir dayungan sampai dengan pada saat permulaan dayungan.

Gerakan

recovery

ini sebagai berikut:

Setelah kedua tangan keluar dari air tangan mulai

dilemparkan ke depan pada posisi yang rendah dalam bentuk

parabola yang datar. Gerakan ini dilakukan dengan rileks. Kedua

tangan masuk ke dalam air pada titik sedikit diluar garis bahu.

Gerakan

recovery

lengan ini dilakukan secara serempak dan

simetris antara lengan kiri dan lengan kanan.

174

Kelas XII SMA

2)

Gerakan Mendayung

Gerakan menarik (

pull

) dan gerakan mendorong (

push

).

Setelah tangan masuk ke dalam air, maka mulailah dengan

lengan kearah lurus kemudian gerakan berubah arah dengan

memutar ke arah dalam. Pada saat berputar ke dalam lengan di

tekuk ±135 derajat pada sudut siku. Gerakan ke dalam ini masih

dalam gerakan tarikan. Gerakan selanjutnya tangan berubah

arah yaitu memutar keluar. Gerakan lengan memutar keluar ini

merupakan gerakan dorongan dari lengan.

Akhir dari dorongan apabila kita perhatikan gerakan dari telapak

tangan gaya kupu-kupu pada saat mendayung adalah sebagai berikut:

Setelah telapak tangan masuk ke dalam air mulailah gerakan

kearah luar kemudian ke dalam dan selanjutnya keluar lagi sampai

selesai gerakan mendayung. Kedua telapak tangan akan membuat

gerakan seperti bentuk lubang kunci (

key hole

). Selama dayungan

telapak tangan menyesuaikan dengan gerakannya, pada gerakan

keluar telapak tangan menghadap keluar, pada saat putaran ke dalam

telapak tangan yang menghadap keluar menjadi menghadap ke dalam

dan pada gerakan memutar keluar maka telapak tangan memutar dari

menghadap ke dalam menjadi menghadap keluar. Kecepatan gerakan

dari arah pelan kearah keras, sehingga pada saat dorongan harus

dilakukan sekeras-kerasnya. Bila kita perhatikan gerakan lengan dari

gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama dengan gerakan lengan

pada gaya bebas baik pada gerakan

recovery

maupun pada gerakan

mendayung. Bedanya pada gaya kupu-kupu dilakukan secara

serempak dan simetris antara lengan kanan dan lengan kiri sedangkan

gaya bebas gerakan lengan dilakukan secara bergantian antara lengan

kanan dan lengan kiri.

Urutan gerakan lengan pada gaya kupu-kupu:

1)

Lengan pada saat akhir dayungan untuk persiapan

recovery

.

2)

Lengan pada

saat pelaksanaan

recovery

dengan melemparkan

lengan kearah samping permukaan air.

3)

Lengan pada akhir

r

ecovery

dimana kedua tangan masuk ke

dalam air di depan kepala pada garis bahu.

4)

Kedua lengan masuk ke dalam air dengan sikap tunduk.

5)

Kedua lengan mulai melakukan tarikan kearah luar

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

175

6)

Kedua lengan mulai bergerak kearah dalam

masih dalam tarikan

menekuk lengan pada persendian siku.

7)

Kedua lengan mulai dengan dorongan kearah dalam.

8)

Kedua lengan

pada akhir dayungan, dimana kedua ibu jari

menyentuh paha.

d.

Pernapasan

Pernapasan pada gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat

kepala ke depan seperti pada gaya dada. Pengangkatan kepala

dilakukan pada saat akhir dari tarikan dan memulai dari dorongan

lengan, naiknya kepala dari permukaan air diusahakan sedikit

mungkin asal mulut telah keluar dari permukaan air dan dapat

melaksanakan pernapasan. Pengambilan napas dilakukan dengan

cepat, dengan cara menarik napas lewat mulut secara meledak (cepat),

secepatnya setelah mengambil napas kepala segera diturunkan lagi

untuk menghindari bertambahnya tahanan depan. Pengeluaran udara

dilakukan dalam air di saat kepala akan keluar dari permukaan air.

Pengeluaran udara dilakukan lewat hidung secara meledak (cepat).

e.

Koordinasi gerakan

Pada gaya kupu-kupu harus ada persesuaian gerakan antara

gerakan lengan dan gerakan kaki. Persesuaian tersebut terutama

dalam hubungan sikap badan yang naik turun secara vertikal lengan,

meliuk-liuk seperti halnya ikan

dolphin

yang sedang berenang. Pada

satu kali putaran lengan terjadi putaran kaki dua kali, keras dan

lemah. Pada saat permulaan tarikan dilakukan tendangan kaki yang

pertama (keras) pada saat dorongan lengan dilakukan tendangan kaki

yang kedua (lemah).

Gambar 8.10. Gerakan renang gaya kupu-kupu

f.

Aktivitas belajar siswa

Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang

gaya kupu-kupu berikut ini :

176

Kelas XII SMA

1)

Peserta didik saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau

secukupnya

2)

Lakukan tahap demi tahap

gerakan keterampilan renang gaya

kupu-kupu dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil

nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.

3)

Peserta didik

yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa

gerak renang gaya kupu-kupu dengan benar.

4)

Kalian dapat melakukan

bagian gerakan renang gaya kupu-

kupu tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan

penguasaan gerak yang anda kuasai.

5)

Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang

menganalisa

gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh

dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,

santun, dan displin.

6)

Pergantian peran yang mela

kukan gerakan dan yang menganalisa

dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.

7)

Peserta didik

berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan

yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang

kegiatan siswa tersebut.

8)

Tujuannya adalah

penekanan pada analisa gerak renang gaya

kupu-kupu dengan benar.

Perhatikan gambar:

Sumber: belajarberenangbandung.com

Gambar 8.11. Aktivitas belajar siswa menganalisis renang gaya kupu-kupu.

9)

Awalnya mungkin kamu hanya kuat 1/2 lebar kolam, teruskan

belajar

. Jangan khawatir karena memang penguasaan gaya-

gaya dalam renang awalnya terasa berat. Semakin sering siswa

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

177

belajar dan berlatih dengan koreksi yang benar, maka siswa akan

semakin bisa menguasai gerakan ini. Bila dirasa terlalu berat,

siswa bisa memulai belajar dengan melakukan 2 set gerakan

kaki, baru kemudian diikuti 1 set gerakan tangan. Atau yang

dirasa paling mudah.

10)

Mulailah untuk

tiap gaya dalam renang mempelajarinya

dari masing-masing bagian gerak (tangan, kaki, ambil nafas,

koordinasi semuanya) bukan kordinasi semuanya secara

bersamaan. Setelah menguasai secara benar tiap bagian tersebut

dilanjutkan kombinasi lebih dari satu gerakan yang sudah

dikuasai.

11)

Setelah cukup lancar

, maka mulai perbaikilah gaya tersebut

dengan memperbaiki gerakan demi gerakan. Untuk gaya kupu-

kupu kepala ditekuk agak ke bawah (dagu agak menempel ke

dada) dan gerakkan pinggul lebih dulu, sehingga kaki terangkat

dan lecutkan/tendangkan kaki dengan posisi lurus sejauh

mungkin ke belakang. Gerakan kaki jangan dilakukan secara

berlebihan. Setelah itu baru gerakkan tangan.

12)

Berikutnya, gerakan

kaki selalu dimulai dari pinggul. Untuk

membantu gerakan pinggul agak naik ke atas, kepala bisa ditekuk

ke bawah (dagu agak ditempelkan ke dada).

13)

Posisikan tubuh selalu di permukaan air, jangan terlalu dalam.

14)

Agar lebih cepat dan gerakan lebih stabil, lakukan 2-3 set

gerakan kaki dan tangan

baru kemudian menaikkan kepala untuk

mengambil nafas.

15)

Kesempatan kepala untuk naik ke atas permukaan air sangatlah

sedikit dan sebentar

(tidak seperti gaya dada), karena itu

manfaatkanlah sebaik mungkin.

16)

Ketika kepala sedang tidak ke atas permukaan air untuk bernafas,

pastikan

posisi dagu agak menempel ke dada. Ini akan menambah

daya luncur gaya kupu menjadi lebih kuat.

17)

Seringkali sewaktu

tangan berada di dalam air, gerakan tangan

membentuk seperti huruf S. Hal ini dimaksudkan untuk

memberikan dorongan yang lebih kuat ke depan. Tetapi ada juga

guru yang mengajarkan gerakan tangan biasa saja, sehingga

gerakan tangan bisa lebih cepat dan kuantitas gerakan tangannya

lebih banyak. Ini terserah siswa.

178

Kelas XII SMA

B.

Menganalisis Keterampilan Penyelamatan

K

egawatdaruratan di Air

Ketrampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan

di air. Artinya jika siswa ingin mempelajari pertolongan di air, siswa wajib

memahami terlebih dahulu keselamatan di air.

Seorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar

keselamatan di air. Meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan

bagaimana mengatasinya, memahami teknik pertolongan. Mulai dari

yang paling aman sampai yang beresiko tinggi.

Berikut beberapa hal terkait kegawatdaruratan di air:

1.

Kegawatdaruratan Korban Tenggelam

a.

Ar

ti tenggelam

Yang dimaksud dengan tenggelam adalah suatu istilah dari suatu

keadaan yang disebabkan karena seseorang menghirup air atau cairan

ke paru-paru sehingga menghambat/mencegah udara yang mengandung

oksigen untuk sampai dan berhubungan dengan bagian depan permukaan

alveolus

di paru-paru, dimana bagian ini merupakan bagian penting yang

berfungsi untuk pertukaran gas di paru-paru dan proses oksigenisasi darah.

b.

Penyebab

1)

Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan

2)

Ketidakmampuan akibat

hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan

3)

Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang

c.

Klasifikasi Tenggelam

1)

Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban

a).

Typical Drawning

Y

aitu keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran

pernapasan korban saat korban tenggelam.

b).

Atypical Drawning

(1).

Dry Drowning

Yaitu keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak

ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

179

(2).

Immersion Syndrom

Terjadi teruta

ma pada anak-anak yang tiba-tiba

terjun ke dalam air dingin (suhu < 20°C).

(3).

Submersion of the Unconscious

Sering terjadi pada korban yang menderita

epilepsy

atau penyakit jantung khususnya

coronary atheroma

,

hipertensi atau peminum yang mengalami trauma

kepala saat masuk ke air.

(4).

Delayed Dead

Yaitu keadaan dimana seorang korban masih hidup

setelah

lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari

suatu episode tenggelam.

2)

Berdasarkan Kondisi Kejadian

a).

Tenggelam

Y

aitu suatu keadaan dimana penderita akan meneguk

air dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam

saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya bagian

epiglotis

akan mengalami

spasme

yang mengakibatkan

saluran nafas menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui

oleh udara yang sangat sedikit.

b).

Hampir Tenggelam

Y

aitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas

dan membatukkan air keluar.

2.

Penatalaksanaan Korban Tenggelam

Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

a.

Bantuan hidup dasar

Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal

ABCD:

Airway

, Breathing, Circulation (Chest Compression)

yaitu

buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Jika ketiga

langkah sudah dilakukan, periksa apakah korban mengalami defisit

pada tubuhnya semisal memeriksa kesadaran korban. Langkah ini

disebut memeriksa/

Disability

. Dalam pedoman yang baru, prioritas

utama adalah

Circulation

baru setelah itu tatalaksana difokuskan

pada

Airway

dan selanjutnya

Breathing

. Satu-satunya pengecualian

adalah hanya untuk bayi baru lahir, karena penyebab tersering pada

bayi baru lahir yang tidak sadarkan diri dan tidak bernafas adalah

karena masalah jalan nafas.

180

Kelas XII SMA

Langkah berikutnya adalah membawa korban ke rumah sakit

terdekat untuk mendapatkan penanganan dokter.

b.

Pada tahap ini yang dilakukan yaitu:

Sebelumnya dengan

tahapan seperti ini (

Look

;

yaitu melihat

adanya pergerakan dada

,

Listen

;

yaitu mendengarkan suara napas

,

Feel

;

yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas), namun seiring

dengan perkembangan sekarang tidak lagi. Alasannya: kunci utama

menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah

bertindak

bukan

menilai

. Telepon ambulan segera saat kita melihat korban

tidak sadar dan tidak bernafas dengan baik. Percayalah pada nyali

Anda. Jika Anda mencoba menilai korban bernapas atau tidak dengan

mendekatkan pipi anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja. Tapi

tetap saja sang korban tidak bernafas dan tindakan

look, listen

dan

feel

ini hanya akan menghabiskan waktu.

Namun, pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan

cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti dapat mengeluarkan

cairan dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.

c.

Bantuan hidup lanjut

Bantuan hidup lanjut

pada korban tenggelam yaitu pemberian

oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan

BVM (

Bag Valve Mask

) atau tabung oksigen.

3.

Teknik menolong di air

Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya.

Ketepatan yang didasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus

diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak

perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik

se-aman mungkin bagi penolong maupun korban.

Apa yang harus kita lakukan bila melihat kecelakaan di air ?

a.

Pastikan keselamatan

anda terlebih dahulu. Abaikan orang lain jika

anda sendiri sedang dalam posisi yang membahayakan diri anda

b.

Pastikan keselamatan orang-orang di sekitar anda

c.

Perhatikan potensi

bahaya susulan yang mungkin bisa menimpa anda

atau orang-orang di sekitar anda

d.

Kenali karakteristik korban yang akan anda tolong

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

181

e.

Lakukan pertolongan

menggunakan teknik pertolongan yang paling

aman dan efektif .

f.

Jika terdapat banyak

korban, tolonglah yang terdekat dan termudah

terlebih dahulu

g.

Setelah korban di tepi,

lakukan pertolongan sesuai dengan cidera

yang terjadi

h.

Selimuti korban untuk mencegah kedinginan/

hypothermia

i.

Segera bawa korban ke pelayanan medis terdekat. Penanganan lebih

lanjut mungkin saja diperlukan.

Berikut di bawah ini

beberapa teknik menolong orang di air dari

mulai yang paling aman :

a.

Raih

Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh

yang tidak

bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat

sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi.

Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat

tepi air.

Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda

merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT

keselamatan diri anda yang paling utama.

b.

Lempar

Jika tidak

dapat menemukan tongkat yang cukup panjang

untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung

(

ringbuoy/

ban pelampung, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali.

Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam

renang umum, maka gunakanlah

ringbuoy

(ban pelampung) yang ada

di tepi kolam.

Gambar 8.12.

Pertolongan dengan menggunakan ban

182

Kelas XII SMA

Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal

ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita.

Mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat

lemparan kita tidak tepat.

Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban,

sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia.

Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita

terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini

sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang.

Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar,

tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan

bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat.

c.

Dayung

Jika anda

sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-

hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat

berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.

Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan

tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik,

posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko

tertangkap korban.

Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa

berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik

tidak berusaha untuk mendekati korban.

d.

Renang

Berenang mendekati

korban adalah pilihan terakhir jika cara lain

tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Teknik : tentunya bagi yang sudah mahir berenang dan menguasai

teknik menolong.

Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong

Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, jangan renang

jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

183

4.

Karakteristik korban

Pengetahuan kita tentang karakteristik korban yang sedang tenggelam

akan sangat menentukan teknik yang dipilih saat melakukan pertolongan.

Tentunya disesuaikan dengan karakteristik korbannya.

Secara umum, korban yang sedang tenggelam dibagi menjadi 4 tipe :

a.

Bukan seorang perenang.

Gambar 8.13. Korban tenggelam

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:

1)

Posisi badan terlihat

tegak lurus dengan permukaan air (vertikal)

2)

Gerakan kasar dan cenderung tidak berpola

3)

Wajah terlihat sangat panik

4)

Arah tatapan tidak jelas

5)

Hanya fokus untuk mengambil napas

6)

Saat ditolong mungkin akan berusaha untuk meraih penolong

7)

Tidak dapat mengikuti perintah atau tidak dapat komunikasi

8)

Selalu ingin dalam posisi vertikal,

sehingga cenderung panik

jika ditolong dalam keadaan horisontal

9)

Selalu berusaha kepala dan dada berada di atas permukaan air

10)

Yang di perhatikan penolong

1

1)

Korban tipe ini sangat berbahaya bagi penolong

12)

Sebisa mungkin

hindari pertolongan dengan menggunakan

teknik

contact rescue/tow.

184

Kelas XII SMA

b.

Perenang yang cidera

Gambar 8.14. Korban tenggelam

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:

1)

Posisi badan mungkin terlihat agak aneh ter

gantung dari bagian

tubuh yang cidera

2)

Gerakan terbatas disebabkan oleh cidera

3)

Wajah terlihat cemas, bahkan mungkin terlihat kesakitan

4)

Bisa terjadi panik

5)

Saat ditolong mungkin tidak

merespon perintah karena lebih

fokus terhadap rasa sakitnya

6)

Berusaha mempertahankan

posisi karena biasanya memegangi

area yang cidera

Yang diperhatikan penolong

1)

Kemungkinan akan

membawa korban dalam posisi yang agak

aneh (sesuai cideranya)

2)

Perhatikan cidera yang dialami

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

185

c.

Perenang yang kelelahan

Gambar 8.15. Korban tenggelam

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:

1)

Terlihat pola kayuhan yang lemah

2)

Posisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air

3)

Wajah memandang ke tepian atau perahu yang di dekatnya

4)

Kepala kadang tidak terlihat

5)

Dapat melambai untuk meminta bantuan

6)

Wajah mungkin terlihat lelah atau cemas saat ditolong

7)

Merespon perintah penolong dengan baik

8)

Kooperatif saat ditawarkan bantuan

9)

Bisa ditopang dalam keadaan terlentang

Yang diperhatikan penolong:

1)

Dapat ditolong menggunakan teknik

contact rescue

2)

Lebih mudah untuk ditolong

186

Kelas XII SMA

d.

Tidak sadar (pasif)

Gambar 8.16. Korban tenggelam

Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:

1)

Terlihat tidak ber

gerak

2)

Mungkin hanya terlihat sebagian punggung

3)

Mungkin hanya terlihat puncak kepala saja

4)

Wajah biasanya menghadap ke dasar

5)

Saat ditolong tidak kooperatif

6)

Mungkin akan cukup sulit untuk melakukan manuver

terhadap

tubuh korban

Yang diperhatikan penolong:

1)

Biasanya korban sangat bervariasi

2)

Membutuhkan pertolongan dengan teknik

contact rescue

3)

Perhatikan pernapasan

korban, jika tidak bernapas lakukan

sesegera mungkin bantuan napas

4)

Penggunaan alat bantu apung (pelampung)

akan sangat

membantu dalam pemberian napas

5)

Kadang terjad

i keadaan yang disebut pasif-aktif, yaitu keadaan

dimana korban terlihat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentuh

berubah menjadi aktif. Ini sangat membahayakan penolong.

Oleh karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

187

6)

Selain karakteristik korban tadi, juga diperlukan kemampuan

untuk memperkirakan

daya apung/

buoyancy

dari korban dengan

melihat postur tubuh terutama saat melakukan

contact tow

.

Korban yang gemuk cenderung akan mudah mengapung, namun

akan lebih berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban

yang kurus cenderung akan mudah tenggelam, namun akan lebih

ringan saat menariknya ke tepi.

5.

Penanganan kram

Kram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat,

tapi bila kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa

kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah

kegagalan dalam mencegah terjadinya panik.

Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung

berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan

laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan

oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang, langsung

berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang bagus,

namun bila sedang berenang di

open water

(danau, sungai, laut) jelas ini

bukan solusi yang baik.

a.

Penyebab

Kram adalah kejang

otot yang bersifat mendadak

dan terasa

sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain :

1)

Otot yang kelelahan

2)

Penggunaan otot yang berlebihan

3)

Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui

keringat

4)

Penumpukan asam laktat (hasil metabolisme di otot)

5)

Ter

ganggunya oksigenisasi jaringan otot

6)

Ter

ganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot

Pada perenang kram sering terjadi di :

1)

Otot tungkai bawah bagian belakang (otot betis)

2)

Otot punggung kaki : biasanya terjadi karena gerakan yang tidak

sempurna saat renang menggunakan

fin

(sepatu katak)

3)

Otot tungkai atas (paha) bagian depan maupun belakang.

188

Kelas XII SMA

b.

Langkah-langkah penanganan

Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya memiliki

prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan. Langkah-langkah yang

harus dilakukan saat terjadi kram adalah :

1)

Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi

2)

Tarik napas dalam dan tahan

3)

Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram

4)

Jangan lakukan gerakan

apapun kecuali peregangan (walaupun

badan kita tenggelam)

5)

Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi

6)

Ulangi sampai nyerinya reda

7)

Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak

menggerakkan/ menggunakan otot yang tadi kram

8)

Setelah di tepi

lakukan kembali peregangan sampai otot terasa

nyaman

Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di

ekstremitas bawah), yaitu :

1)

Posisi 1 :

Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak

kaki ke arah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram

pada otot betis dan otot paha bagian belakang.

2)

Posisi 2 : T

ekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan

punggung kaki ke arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi

kram pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan.

Latihlah teknik penanganan kram di air ini, karena pada saat

terjadi kram yang kita butuhkan adalah gerakan spontan tanpa

berfikir, sehingga dapat terhindar dari panik.

c.

Penanganan kram.

Dalam olah raga renang, sering kita mengalami kejang otot atau

yang sering kita sebut kram

(cramp)

. Oleh sebab itu pengetahuan

tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang,

karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya.

Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot

berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada

otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi

oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar. Peregangan otot

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

189

yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan

tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya.

Lakukan sampai nyeri hilang.

Contoh posisi penanganan :

1)

Otot betis : luruskan lutut, tekan

telapak kaki ke arah punggung

kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis

Gambar 8.17. Penanganan kram otot betis

2)

Otot punggung kaki : tekan punggung kaki

dan jari kaki ke arah

telapak kaki (sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan

pada otot punggung kaki

3)

Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan

lakukan pemijatan

4)

Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan

Gambar 8.18. Penanganan kram

190

Kelas XII SMA

d.

Pencegahan

1)

Lakukan

pemanasan

dan peregangan

sebelum memulai olahraga

2)

Tidur cukup

3)

Cukup minum sebelum,

saat dan setelah olahraga, jika perlu

yang mengandung elektrolit (misal. oralit)

Gambar 8.19. Pencegahan kram

6.

Aktivitas Pembelajaran Siswa Menganalisis

K

eterampilan Penyelamatan Kegawatdarutan di Air.

Cobalah kalian baca dan pelajari materi yang telah disajikan di atas,

mulai dari menganalisis keterampilan penyelamatan kegawatdarutan

di air (tenggelam, kram dan tindak lanjut), kemudian lakukan aktivitas

belajar berikut ini:

a.

Buatlah kelompok 5-6 orang.

b.

Tentukanlah ketua kelompok secara demokratis.

c.

Amati dan carilah segala sesuatu yang berhubungan dengan

tenggelam,

kram dan tindak lanjut dari berbagai sumber, baik di

internet, buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.

d.

Diskusikan dengan teman

satu kelompok tentang tenggelam, kram

dan tindak lanjut. Usahakan setiap anggota kelompok memberikan

pendapatnya/pengalamannya.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

191

e.

Peserta didik berdiskusi dengan

menerapkan nilai kerjasama,

toleransi, santun, dan displin.

f.

Peserta didik

berkelompok

dan berdiskusi tentang kegiatan yang

baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang kegiatan

siswa tersebut.

g.

Buatlah urutan dan penjelasan

tentang tenggelam, kram dan

tindak lanjut dalam bentuk tulisan dan dipresentasikan. Usahakan

ditambahkan foto atau video mendidik yang berhubungan.

h.

Presentasikan hasil

diskusi tersebut di depan kelas dengan mengikuti

pentunjuk yang ditentukan guru.

Sumber: belajarberenangbandung.com

Gambar 8.20. Menganalisis Keterampilan Penyelamatan Kegawatdarutan di Air

C.

Menganalisis Keterampilan Tindakan

P

enyelamatan Lanjutan di Darat

Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, termasuk di kolam renang.

Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga siswa perlu siaga

dan siap melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap

korban. Itulah sebabnya pengetahuan tentang

penyelamatan

di air

harus

dipahami dengan baik.

1.

Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor. Siswa harus dapat

memahami beberapa hal yang dapat menyebabkan kecelakaan, sehingga

siswa dapat bertindak lebih hati-hati. Beberapa kecelakaan dapat terjadi

karena kurangnya keterampilan, pengetahuan, pengawasan, kehati-hatian,

dan

juga karena

keadaan fisik yang kurang baik. Beberapa penyebab

kecelakaan di air antara lain sebagai berikut.

192

Kelas XII SMA

a.

Tidak melakukan pemanasan (

warming up

) sebelum latihan berenang.

b.

Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.

c.

Tidak menguasai teknik berenang yang baik.

d.

Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.

e.

Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai.

2.

Cara-Cara Menghindari Kecelakaan 

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari

kecelakaan saat berada di kolam renang:

a.

Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.

b.

Menggunakan peralatan berenang yang baik.

c.

Lakukan pemanasan yang cukup sebelum berenang.

d.

Menguasai salah

satu teknik berenang atau minimal teknik mengapung

di air.

e.

Melakukan sarapan

atau makan minimal 2 jam sebelum latihan

berenang.

f.

Lebih berhati-hati dalam berenang.

g.

Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.

3.

Bentuk-Bentuk Pertolongan 

Pertolongan yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan korban.

a.

Pertolongan pada korban yang masih dalam keadaan sadar

Siswa dapat memberikan pertolongan dengan cara berikut:

1)

Memberikan pertolongan

dengan peralatan yang tersedia seperti

ban dan pelampung atau barang lain yang dapat terapung.

Penggunaannya diikatkan pada seutas tali sehingga mudah

ditarik.

2)

Melakukan pertolongan

langsung kepada korban jika korban

berada dalam dasar kolam atau terapung-apung di permukaan

air.

3)

Jika korban masih dapat menggerakkan

anggota tubuh (akibat

tidak lancar berenang), pertolongan dapat dilakukan dengan

mendorong tubuh korban ke arah sisi kolam secara perlahan-

lahan.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

193

b.

Pertolongan pada korban dalam keadaan tidak sadar.

Kita dapat menolong korban yang tidak sadar dengan cara-cara berikut:

1)

Pada korban yang masih di air, dapat dilakukan

back

stroke

saving action

, yaitu penolong berenang dalam keadaan

terlentang dengan melakukan gerak kaki seperti gaya katak dan

memposisikan tubuh di bawah korban. Posisikan korban dalam

keadaan berbaring, muka dan hidung korban berada di permukaan

air dengan salah satu lengan atau kedua lengan menarik dagu

korban. Lakukan gerakan renang secara perlahan-lahan ke tepi.

Sumber: jakartarescue.org

Gambar 8.21. Cara membawa korban tenggelam

2)

Pada korban yang telah diangkat ke tepi

dan ditempatkan pada

tempat yang nyaman, lakukan penyelamatan dengan Sistem

Resusitasi Jantung dan Paru (RJP).

3)

Memahami teknik pertolongan dengan cara Resusitasi Jantung

Paru/RJP

(

Cardiopulmonary

resuctitation

/CPR) sangat

dibutuhkan jika

contact rescue

adalah pilihan satu-satunya.

Keahlian ini akan sangat dibutuhkan untuk mengatasi

kasus henti napas dan jantung yang sering terjadi pada korban

tenggelam.

4.

Pertolongan resusitasi jantung paru dilakukan dengan

tindak

an penanganan sebagai berikut:

a.

Memastikan ketidaksadaran

Periksa keadaan korban. Dengan menepuk atau menggoyangkan

korban dengan pelan dan berteriaklah, “Apa kau baik-baik saja?”

Setelah

korban dipastikan tidak sadar, lakukan tindakan membuka

jalan napas dan memeriksa pernapasan dan sirkulasi.

194

Kelas XII SMA

b.

Membuka jalan napas

Sebagian besar

masalah jalan napas disebabkan oleh lidah.

Ketika kepala tertekuk ke depan, terutama ketika korban berbaring

terlentang, lidah dapat menutupi jalan napas.

c.

Menentukan hilangnya pernapasan

Tentukan

hilangnya pernapasan dengan metode melihat-

mendengarkan-merasakan. Tempatkan telinga Anda di samping

hidung dan mulut korban dengan wajah menghadap dadanya. Lihat

kenaikan dan penurunan dada. Dengarkan dan rasakan udara yang

keluar dari mulut atau hidung. Lakukan pemeriksaan ini maksimal

dalam waktu 10 detik. Korban yang bernapas dengan baik tidak

memerlukan resusitasi.

d.

Bantuan pernapasan dikurangi.

Alasan:

Rescue br

eath

adalah tindakan pemberian napas buatan

sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas

(setelah

Look, Listen, and Feel

). Hal ini dikurangi karena terbukti

menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan

pemberian kompresi dada

.

e.

Pemeriksaan denyut nadi

Setelah memberikan

pernapasan bantuan, langkah selanjutnya

adalah menentukan hilangnya denyut nadi. Taruh ujung jari telunjuk

dan jari tengah siswa bersamaan ke sisi leher korban. Jika korban

mempunyai denyut nadi namun tidak bernapas, lakukan bantuan

pernapasan. Pada korban dewasa, dilakukan sebanyak 10 – 12 kali

per menit (atau tiap 5 – 6 detik), bayi atau anak-anak sebanyak 12 –

20 kali per menit (tiap 3 – 5 detik) dan periksa nadi setiap 2 menit.

f.

Tindakan pijat jantung dan pemberian napas buatan.

Jika korban tidak memiliki

denyut nadi, mulai lakukan RJP yaitu

dengan meletakkan tumit tangan di atas permukaan dinding dada.

Tekanan berasal dari tubuh, dengan meluruskan tangan. Tekanan

dilakukan ke arah jantung. Frekuensi yang dilakukan adalah 60 –

70 kali per menit. Kompresi harus disertai dengan napas buatan.

Jika penolong dua orang,

maka pijat dan pemberian napas buatan

dilakukan

dengan

frekuensi

15 :

2.

Pemijatan

jantung

luar

ini

harus

juga diselingi pemeriksaan denyut nadi setiap dua menit.

Pertolongan

harus dihentikan jika kondisi penolong kelelahan atau

ada petugas gawat darurat yang datang.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

195

Gambar 8.22.

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

g.

Kompresi dada lebih dalam lagi

Pada RJP sebelumnya, ke dalaman kompresi dada adalah 1 ½ – 2

inchi

(4 – 5 cm), namun sekarang kompresi dada dengan ke dalaman

minimal 2 inchi (5 cm).

h.

Kompresi dada lebih cepat lagi

Sebelumnya tekan dada sekitar 100 kompresi/menit.

Sekarang

kompresi dada minimal 100 kompresi/menit. Pada kecepatan ini, 30

kompresi membutuhkan waktu 18 detik

.

i.

Kompresi dengan tangan

Berikan hanya

RJP dengan tangan (

Hands Only CPR

), karena

berbuat sesuatu lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali

.

j.

Pengaktivasian Emergency Response System (ERS)

Pengaktivasian ERS seperti meminta

pertolongan orang di

sekitar, menelepon ambulans, ataupun menyuruh orang untuk

memanggil bantuan tetap menjadi prioritas, akan tetapi sebelumnya

terlebih dahulu lakukan pemeriksaan kesadaran dan ada tidaknya

nafas (terlihat tidak ada nafas) secara simultan dan cepat.

196

Kelas XII SMA

k.

Jangan berhenti melakukan kompresi sampai korban batuk

Setiap penghentian kompresi dada berarti

menghentikan aliran

darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran

darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada

untuk menyalurkan darah kembali. Kita harus melakukan kompresi

selama kita bisa atau sampai alat defibrilator otomatis datang dan

siap untuk menilai keadaan jantung korban. Jika sudah tiba waktunya

untuk pernapasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera

kembali melakukan kompresi dada. Prinsip

Push Hard, Push Fast,

Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption

masih

ditekankan disini.

l.

Bawa ke rumah sakit, tindakan medis lebih lanjut

5.

Tetap ikuti langkah-langkah berikut:

a.

Setelah korban berada di permukaan air dan anda memberikan signal

untuk memint

a bantuan terlebih dahulu atur daya apung anda (sebagai

rescuer

) dan si korban;

b.

Pengaturan daya

apung korban dilakukan dengan cara mengisi BCD

(Breathing, Circulation (

Chest Compression

) ) yaitu buka jalan

nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Jika ketiga langkah

sudah dilakukan, periksa apakah korban mengalami defisit pada

tubuhnya semisal memeriksa kesadaran korban. Langkah ini disebut

memeriksa/ Disability) dan melepaskan ikat pinggang si korban (bila

kedua tindakan tersebut belum dilakukan saat membawa korban naik

ke permukaan dari dalam air);

c.

Gunakan tangan terluar

anda untuk mengangkat dagu korban dengan

lembut untuk membuka jalan nafasnya, Hati-hati jangan sampai

tangan anda menekan tenggorokan korban;

d.

Periksa rongga mulut korban, bila ada benda yang menghalangi

atau berada di dalam mulut korban, segera keluarkan benda tersebut

dengan lembut;

e.

Periksa apakah korban bernafas atau tidak

(gunakan metode

look–

listen and feel

);

f.

Bila korban tidak

bernafas, segera berikan bantuan pernafasan –

apalagi bila jarak anda dengan lokasi untuk keluar dari air masih

berkisar 50 meter;

g.

Tetap lakukan

rescue-breathing”

selama anda memindahkan korban

ke lokasi untuk keluar dari air.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

197

6.

Berikut tipsnya RJP:

a.

Telapak tangan ada dalam posisi datar di tengah dada korban.

Selanjutnya

dada dipompa dengan kedua tangan dalam posisi datar.

Dada dipompa ke arah rongga sedalam 2 inchi, atau setara 100 detik

per menit.

b.

Selanjutnya bantu korban bernafas melalui hembusan udara langsung

ke mulut korban, hal ini

bisa dilakukan sambil tetap menekan dada

korban.

c.

Jangan melakukan CPR terus menerus karena otot akan kelelahan.

Kekuatan memompa yang naik-turun akan menyebabkan CPR

kurang efektif.

d.

Bila memungkinkan,

CPR bisa dilakukan bergantian setelah 2 menit

sampai bantuan datang.

e.

Cardiopulmonary

resuctitation

/CPR merupakan teknik penyelamatan

hidup dalam keadaan darurat, saat korban tidak bernafas atau detak

jantungnya terhenti. Kondisi ini biasa dialami korban tenggelam

atau serangan jantung. CPR bisa kembali melancarkan aliran darah

beroksigen, ke organ vital misalnya otak dan jantung. Aliran darah

kaya oksigen diharapkan kembali mengaktifkan organ vital, sehingga

fungsi tubuh bisa normal dan merespons pengobatan yang diberikan.

7.

Akitivitas Belajar siswa

Aktivitas belajar menganalisis keterampilan tindakan penyelamatan

lanjutan di darat:

Cobalah kalian baca dan pelajari materi yang telah disajikan di

atas, mulai dari keterampilan tindakan penyelamatan lanjutan di darat,

kemudian lakukan aktivitas belajar berikut ini:

a.

Buatlah kelompok 5-6 orang.

b.

Tentukanlah ketua kelompok secara demokratis.

c.

Amati dan carilah segala sesuatu yang berhubungan dengan

keterampilan

tindakan penyelamatan lanjutan di darat dari berbagai

sumber, baik di internet, buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.

d.

Diskusikan dengan teman

satu kelompok tentang keterampilan

tindakan penyelamatan lanjutan di darat. Usahakan setiap anggota

kelompok memberikan pendapatnya/berkontribusi dalam diskusi.

e.

Peserta didik berdiskusi dengan

menerapkan nilai kerjasama,

toleransi, santun, dan displin.

198

Kelas XII SMA

f.

Peserta didik dibiarkan berkelompok

lalu istirahat dan berdiskusi

tentang kegiatan yang baru saja dilakukan. Guru bertugas

mengevaluasi tentang kegiatan siswa tersebut.

g.

Buatlah urutan dan penjelasan tentang keterampilan tindakan

penyelamatan

lanjutan di darat. Usahakan ditambahkan foto atau

video mendidik yang berhubungan.

h.

Presentasikan hasil

diskusi tersebut di depan kelas dengan mengikuti

pentunjuk yang ditentukan guru.

D.

Ringkasan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam renang:

a.

Aktivitas yang harus dilakukan sebelum berenang:

1)

Melakukan pemanasan untuk mencegah terjadiny

a kejang-

kejang otot pada saat berenang. Pemanasan senam bisa dilakukan

dengan cara menggerak-gerakan badan (senam kecil) atau

dengan berlari–lari kecil.

2)

Mandi pada air pancuran yang tersedia sebelum masuk ke kolam

renang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan

bahwa tubuh

dalam keadaan bersih dan tubuh dapat menyesuaikan dengan

suhu air.

3)

Memakai pakaian

renang yang berwarna (tidak putih) karena

air kolam dapat menyebabkan pakaian berwarna putih berubah

menjadi kekuning-kuningan (mangkak).

4)

Mengamati/mencari tahu tentang ke dalaman

kolam renang dan

menyesuaikannnya dengan kemampuan diri sendiri

.

5)

Jangan berenang dalam keadaan perut kosong atau terlalu

kenyang. Karena dalam berenang diperlukan banyak tenaga dan

apabila

perut terlalu kenyang maka beban tubuh menjadi lebih

berat.

b.

Aktivitas yang harus dilakukan sesudah berenang:

1)

Membasuh mata agar bersih dari kotoran. Hal ini perlu dilakukan

karena air di dalam

kolam renang biasanya kurang baik untuk

kesehatan mata dan mengandung kaporit.

2)

Jika telinga kemasukan air, diusahakan air bisa keluar kembali

sambil loncat-loncat atau dengan cara yang lain.

Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan

199

E.

Penilaian

1.

Pengetahuan

Penilaian berupa pertanyaan yang bersifat tulisan dalam bentuk

soal ataupun lisan dalam bentuk pertanyaan pada saat pembelajaran

berlangsung dan penugasan (Perorangan/Kelompok).

Pertanyaan

Jawaban

1

2

3

4

1.

Apa Pengertian PPPK air ?

2.

Bagaimana cara

melakukan PPPK air yang baik

untuk ?

3.

Apa pengertian RJP

, bagaimana cara melakukannya

yang baik dan aman ?

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12

Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Sangat Baik

2.

Sikap (bisa dilakukan dengan Observasi, Penilaian Diri,

P

enilaian Antar Teman, Jurnal Catatan Guru)

a.

Pengamatan sebelum proses pembelajaran berlangsung

b.

Pengamatan saat selama proses pembelajaran berlangsung

c.

Pengamatan sesudah proses pembelajaran berlangsung

d.

Lembar Observasi Sikap Sosial

No Perilaku yang diharapkan

Kualitas jawaban

1

2

3

4

1

Disiplin

2

Menghargai teman saat pelajaran

3

Menjalankan perintah dari guru

4

Toleransi dan mau berbagi dengan

teman

Jumlah skor maksimal = 16

200

Kelas XII SMA

Nilai sikap Spiritual :

Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Baik Sekali

3.

Keterampilan

Tes praktik atau tes kinerja berbentuk tes keterampilan gerak /unjuk

kerja (

skill test

), tugas dan portopolio.

Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan psikomotor

peserta didik secara umum

Pertanyaan

Jawaban

1

2

3

4

1.

Bagaimana teknik penyampaian materi saat presentasi?

2.

Bagaimana penguasaan bahasa saat presentasi?

3.

Bagaimana penguasaan kelas saat presentasi?

4.

Keaktifan mengemukan pendapat

5.

Keaktifan bertanya

6.

Keaktifan menjawab

JUMLAH

JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 24

Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Sangat Baik

Jumlah skor yang diperoleh

Penilaian Pengetahuan

=

----------------------------------

X 100

Jumlah skor maksimal