Halaman
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
153
Tujuan berenang tidak semata-mata untuk pembelajaran gerak dan
mencapai prestasi, tetapi untuk mencapai tujuan yang lebih luas di antaranya
adalah untuk: pembentukan dan pengembangan fisik, pembinaan hidup sehat,
pemeliharaan kesegaran jasmani, dan peningkatan kapasitas tubuh serta tujuan
lainnya yang lebih banyak. Namun lebih dari itu banyak hal-hal positif yang
bisa kita rasakan langsung atau tidak langsung kalau kita menguasai berenang.
Diantaranya adalah:
Pertama
; Meningkatkan kualitas jantung dan peredaran
darah. Jantung merupakan organ tubuh yang memompa darah agar mengalir
ke seluruh tubuh, sedangkan darah tersebut mengangkut sari-sari makanan
dan oksigen sehingga terjadi proses pembakaran serta menghasilkan energi
yang diperlukan untuk bergerak.
Pelajaran 8
MENGANALISIS KETERAMPILAN
GAYA RENANG, PENYELAMATAN
KEGAWATDARURATAN DI AIR DAN
TINDAKAN LANJUTAN DI DARAT
154
Kelas XII SMA
Kedua
; Meningkatkan kapasitas vital paru-paru. Paru-paru berfungsi
untuk mengambil oksigen yang sangat diperlukan dalam proses
oksidasi
(pembakaran). Renang akan melatih kerja paru-paru dan meningkatkan
kemampuan paru-paru untuk mengambil oksigen yang banyak. Dengan
terpenuhinya oksigen maka proses pembakaran dalam tubuh menjadi lancar
sehingga energi yang diperlukan dapat terpenuhi.
Ketiga
; Mempengaruhi otot
menjadi berisi. Ketika berenang akan terjadi gerakan otot yang dinamis dan
otot akan bekerja terus menerus. Hal ini akan membuat serabut otot bertambah
banyak dan bertambah kuat, sehingga otot-otot tubuh akan kelihatan lebih
berisi/padat.
A.
Menganalisis Keterampilan Gaya Renang
1.
Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Dada
Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang
rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam
waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan
posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas,
batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang
ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua
belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan
maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak yang
sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan
ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali
gerakan tangan-
kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki
.
Analisa gerakan Renang Gaya
Dada sebagai berikut:
a.
Gerakan kaki
1)
Gerak kaki pada gaya dada saat ini adalah gerakan kaki yang
cenderung membentuk
gerak kaki gaya dolphin, dimana pada
saat fase istirahat yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian
bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah
fase itu dikerjakan pergelangan kedua kaki diputar mengarah
keluar hingga membentuk sudut lebih kurang limapuluh derajat,
kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerak menginjak
dan diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki bertemu
lurus kebelakang.
2)
Beberapa perenang ada yang melakukan
akhir dari gerakan kaki
menginjak dan menendang itu hingga tumit kaki sedikit naik
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
155
keatas permukan air, hal ini disebabkan kaki yang bersangkutan
sangat lentur/
flexible
.
3)
Keuntungan yang diperoleh oleh perenang yang mempunyai
kelenturan kaki tinggi, biasanya dimanfaatkan pada akhir dari
lecutan dengan membuat gerak kaki
dolpin
di bawah permukan air.
4)
Usahakan pada saat kedua kaki ditarik
mendekati pinggul
dilakukan semaksimal mungkin, sehingga sikap ini dapat
melakukan rangkaian gerak berikutnya dengan lebih kuat.
Apabila pada waktu melakukan gerak menarik tungkai kaki
bawah agak berat dilakukan, maka gerak itu dikerjakan dengan
bantuan sedikit kedua belah paha dibuka.
5)
Meningkatkan kecepatan
pada saat melakukan gerak kaki adalah
sangat diperlukan dan penting. Kaki akan mendapat akselerasi
dan mencapai tingkat kecepatan maksimum, hanya karena
kedua kaki setelah mengerjakan tendangan dan menutup lurus
di belakang. Gerak yang dilakukan kaki itu akan memproduksi
tenaga gaya angkat ke arah depan.
Beberapa bentuk latihan:
1)
Di tepi kolam
renang dengan memegang parit/tepi, dilakukan
rangkaian gerak secara berjenjang.
2)
Bila menggunakan
papan latihan sambil jalan di kolam dangkal.
3)
Tanpa
menggunakan papan latihan, kedua lengan lurus ke depan.
4)
Bisa diberikan dengan sikap terlentang, lakukan rangkaian gerak
kaki gaya dada.
b.
Gerakan tangan
1)
Gerakan tangan tidak menggunakan
dorongan/
push (outward
and catch-pull recovery
atau fase membuka atau menangkap
- fase menarik - fase istirahat). Ke dalam lengan atau tangan/
lengan di bawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat
sekitar 15-20 cm. Pada dasarnya gerakan tangan terdiri dari :
Fase istirahat (
recovery
), saat kedua lengan lurus di depan. Fase
membuka keluar (
outward
), saat kedua tangan membuka keluar
hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu. Fase menangkap
(
catch
), fase ini dilakukan setelah akhir dari melakukan fase
membuka, dimana saat mengerjakan fase ini usahakan sikut
tinggi (
high elbow
) untuk memutar pergelangan tangan.
156
Kelas XII SMA
2)
Gerakan tangan menggunakan
dorongan; menggunakan fase
mendorong (
push
), dengan rangkaian fase membuka dan
menangkap–fase menarik–fase mendorong–fase istirahat
(
outward and catch–pull–push–recovery
). Ke dalaman lengan/
tangan di bawah permukaan air ketika melakukan fase istirahat
sekitar 25-30 cm. Pada fase istirahat (
recovery
), saat kedua
tangan lurus di depan. Pada dasarnya rotasi tangan terdiri dari
: Fase membuka keluar (
outward
), saat dimana kedua tangan
membuka kesamping hingga memperpanjang garis bahu sudut
yang di bentuk antara telapak tangan dengan permukaan air pada
saat menyapu keluar adalah 30-45 derajat. Dan sudut yang di
bentuk antara lengan bawah dengan tangan pada pergelangan
adalah 15-30 derajat. Fase mendorong ke dalam (
push
) fase ini
dilakukan setelah berakhirnya fase membuka keluar, dimana
saat melakukan fase mendorong kedua telapak tangan saling
berhadapan serentak dengan menutup telapak tangan hingga
bertemu, kedua siku dengan juga menutup keduanya bertemu
pada saat garis lurus di bawah dagu.
Memodifikasi gerak gaya dada dengan sedikit mengubah pada
saat tangan akan melakukan fase mendorong diubah menjadi fase
menyapu ke dalam (
in ward sweep
) dimana sapuan dari telapak
tangan itu bertemu di depan hingga lengan membentuk paru lembing.
Fase istirahat dan fase membuka keluar tetap sama dan perbedaanya
terletak pada fase mendorong, fase menutup ke dalam dilakukan
setelah berakhirnya fase membuka keluar dilanjutkan dengan
melakukan sapuan atau ayunan dimana kedua belah siku tidak perlu
bertemu dan cukup hanya kedua telapak tangan. Agar diperhatikan
pada saat melakukan sapuan ke dalam posisi telapak tangan dengan
air membentuk sudut antara 30-45 derajat atau rata-rata 40 derajat.
c.
Pernafasan
Bentuk bentuk latihan :
1)
Di kolam dangkal
: membelakangi dinding atau menghadap
dinding kedua lengan dilipat di belakang punggung, lakukan
irama mengambil nafas dari permukaan air melalui mulut
dengan sikap pandangan ke depan, dimana dada sedikit diangkat,
kemudian masukan bagian muka ke permukaan air dengan
menundukan kepala. Buanglah sisa-sisa pembakaran di bawah
permukaan air melalui hidung. Latihlah rangkaian gerak ini
hingga menjadi terbiasa.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
157
2)
Untuk memperoleh
gerak pernafasan baik pada gaya dada, cukup
dikombinasikan dengan kaki.
d.
Koordinasi kaki-nafas
Koordinasi gerak antara kaki dengan nafas dikerjakan dengan
dua pendapat, ada yang mengerjakan kepala sebagai kendali, dimana
kepala diangkat kedua kaki mengikuti dengan menarik kearah
pinggul dan kepala kembali masuk permukaan air, kedua kaki
melalui sikap kedua pergelangan kaki mengarah keluar mengerjakan
injakan dan tendangan hingga berakhir lurus ke belakang. Pendapat
lain dan juga banyak dikerjakan yaitu, saat kedua kaki mengerjakan
proses menginjak dan menendang hingga lurus ke belakang, kepala
diangkat dan selanjutnya kepala masuk kepermukaan air justru kedua
kaki ditarik mendekati pinggul (saat melakukan fase istirahat).
Beberapa bentuk latihan :
1)
Di kolam dangkal; kedua tangan memegang tepi atau parit kolam
lakukan rangkaian
gerak dengan menggunakan prinsip gerak
tersebut di atas.
2)
Dengan menggunakan
papan latihan kedua tangan memegang
papan latihan gunakan rangkaian gerak baik menurut pendapat
pertama maupun mengikuti pendapat kedua.
3)
Untuk memperoleh kordinasi yang baik bisa diberi
kan tanpa
menggunakan papan latihan kedua tangan berada lurus di
samping tubuh, prinsip yang sama seperti menggunakan papan
latihan dapat juga dilakukan.
4)
Bisa juga
tanpa menggunakan papan, kedua lengan tidak lurus di
samping, tetapi dilipat di punggung. Hal ini dikerjakan terutama
untuk menghindarkan tangan melakukan gerak ekstra untuk
membantu tubuh maju sehingga latihan yang dikerjakan tidak
efektif lagi.
e.
Koordinasi nafas – tangan
1)
Pada saat ambil nafas dilakukan pada saat tangan melakukan
akhir fase menarik.
2)
Atau saat
ambil nafas dilakukan pada saat melakukan fase
mendorong.
3)
Atau mengambil nafas dilakukan pada saat melakuk
an sapuan
tangan ke dalam.
158
Kelas XII SMA
4)
Beberapa bentuk latihan
a).
Dengan menggunakan
papan latihan, lakukan kordinasi
gerak antara tangan dengan nafas seperti halnya latihan
tangan.
b).
Berpasangan dimana
saat satu rekanya melakukan rangkaian
kombinasi tangan dengan nafas, maka rekan lainya
mengapit kedua kaki dan memegang pinggul atau paha yang
bersangkutan.
f.
Gerak (kordinasi kaki – nafas – tangan.
Beberapa bentuk latihan:
1)
Dapat diberik
an dengan bentuk latihan gerak koordinasi kali –
nafas – tangans.
2)
Pada saat tertentu diusahakan tidak banyak menggunakan papan.
g.
Perbaikan gaya
Seperti pada gaya renang yang lain-lainya, maka beberapa
bentuk kesalahan sering terjadi pada gaya dada. Adapun bentuk-
bentuk kesalahan yang terjadi seperti :
1)
Posisi lutut turun, akibatnya pinggul naik :
Apabila terjadi kasus
seperti ini, upaya penanggulanganya adalah berlatih dengan
menggunakan papan latihan dengan prisip gerakan dikerjakan
yaitu saat melakukan fase istirahat pada kaki yaitu saat dimana
kedua tungkai kaki bawah dilipat hingga mendekati pinggul,
bentuk-bentuk dikerjakan dengan konsep tidak membentuk
sudut sebagai akibat lutut yang diturunkan ke bawah, melainkan
sebagai akibat lipatan tungkai kaki bawah ke atas hingga
mendekati ke pinggul.
2)
Mengambil nafas terlalu
dini : Bila terjadi semacam ini dilakukan
bentuk perbaikan dengan mengulang kembali rangkaian gerak
pada kordinasi nafas dengan tangan.
3)
Kaki tidak mampu maksim
al melakukan lipatan dan membuka
ke samping. Penanggulangan dengan melatih kaki dengan
menggunakan papan atau mengambil sikap terlentang untuk
mengerjakan kaki gaya dada, dimana saat melipat, lakukan
gerak kaki menarik ke arah pinggul dan bukan gerakan melipat
itu dilakukan sebagai akibat turunya lutut.
4)
Melakukan tarikan
terlalu dalam; Melakukan tarikan terlalu
dalam pada gaya dada, bisa berakibat terhentinya gerakan di saat
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
159
akhir tarikan. Selain itu bentuk, tarikan ini tidak saja menjadi
tahanan bagi daya luncur renang, tetapi yang jelas hal semacam
ini akan mengurangi akselerasi dari renang yang bersangkutan.
Gambar 8.1. Renang gaya dada
h.
Aktivitas belajar siswa menganalisis keterampilan
rena
ng gaya dada.
Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang
gaya dada berikut ini :
1)
Peserta didik
saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau
secukupnya
2)
Lakukan tahap demi tahap
gerakan keterampilan renang gaya
dada dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil nafas,
serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.
3)
Peserta didik
yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa
gerak renang gaya dada dengan benar.
4)
Kalian dapat
melakukan bagian gerakan renang gaya dada tersebut
dengan waktu tertentu atau tergantung dengan penguasaan gerak
yang anda kuasai.
5)
Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang
menganalisa
gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh
dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,
santun, dan displin.
160
Kelas XII SMA
6)
Pergantian peran yang melakukan gerakan dan yang menganalisa
dapat
dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.
7)
Peserta didik
berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang
kegiatan siswa tersebut.
8)
Tujuannya adalah
penekanan pada analisa gerak renang gaya
dada dengan benar.
9)
Perhatikan gambar:
Sumber: belajarberenangbandung.com
Gambar 8.2. Menganalisa belajar renang gaya dada di tepi kolam renang
2.
Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Bebas
a.
Posisi st
art
1)
Pandangan lurus ke depan atau pada air.
2)
Posisi badan membungkuk.
3)
Lutut sedikit ditekuk ke depan.
4)
Posisi kaki menginjak
balok start dan posisi jari kaki berada
diluar balok start atau tidak diinjakkan pada balok start.
5)
Jarak kaki kanan dan kiri selebar genggaman telapak tangan.
6)
Posisi tangan lurus ke
bawah dan punggung tangan menghadap
ke depan dan posisi tangan berada di samping luar kaki kanan
dan menyentuh balok start
b.
Posisi badan saat berenang
1)
Tangan
a).
Pada saat tangan kanan melakukan gerakan masuk ke air
hingga lurus ke depan atau melakukan gapaian ke depan maka
tangan kiri melakukan tarikan atau dorongan ke belakang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
161
b).
Setelah tanga
n melakukan dorongan ke belakang, tangan
diangkat ke atas permukaan air dengan posisi siku tangan
kiri agak ditekuk didekat telinga. Kemudian dimasukkan
ke dalam air hingga posisi tangan lurus ke depan. Begitu
seterusnya.
c).
Tangan kiri dan kanan ber
gerak secara bergantian.
2)
Kepala
a).
Posisi kepala menghadap ke bawah air, atau di dalam air
.
b).
Sebagian kepala berada diatas permukaan air dari batas
telinga atas.
c).
Posisi saat mengambil
nafas, jika mengambil nafas ke arah
kanan maka posisi tangan kiri lurus ke depan dan tangan
kanan melakukan dorongan atau tarikan, pada saat itu kepala
ditolehkan ke arah kanan. Dan sebaliknya.
d).
Pada saat
mengambil nafas kepala tidak boleh diangkat ke
depan.
3)
Kaki
a).
Kaki digerakkan
secara bergantian antara kaki kanan dan
kiri kebawah dan ke atas permukaan air.
b).
Kaki digerakkan berporos pada pangkal paha dan lutut tidak
ditekuk
4)
Badan
a).
Posisi badan tengkurap ke dalam air dengan posisi
mengapung. Dan badan sejajar dengan permukaan air
c.
Teknik renang gaya bebas
Teknik renang gaya bebas terbagi ke dalam beberapa tahapan,
yaitu sebagai berikut:
1)
Teknik dasar
mengapung.
Posisi mengapung tidak dapat dilakukan dalam satu sikap
saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh
dapat terapung di atas permukaan air. Lakukanlah dengan
rileks dan melayang tanpa mengeluarkan tenaga. Berikut teknik
mengapung dalam renang.
a).
Berdiri di depan dinding kolam sejauh satu meter, air kolam
dengan ketinggian air setinggi perut.
162
Kelas XII SMA
b).
Tarik napas dalam-dalam, kemudian masukkan kepala ke
dalam
air dengan sedikit merebahkan tubuh ke depan dalam
posisi telungkup, mata tetap terbuka, dan buanglah napas
perlahan-lahan.
c).
Tubuh tetap
rileks pertahankan sikap tersebut di dalam air
hingga napas tidak kuat lagi.
d).
Lakukanlah latihan ini berulang-ulang.
Gambar 8.3. Latihan meluncur
2)
Teknik dasar meluncur
Setelah
menguasai teknik mengapung, lanjutkan dengan
latihan meluncur. Latihan ini bertujuan untuk melatih
keseimbangan tubuh di air. Jika tidak mampu menguasai
keseimbangan tubuh maka tubuh akan tenggelam dan tidak
mampu berdiri di kolam renang, meskipun kolam tersebut
dangkal. Cara melakukan latihan meluncur sebagai berikut:
a).
Berdirilah di tepi kolam
dengan sikap membelakangi
dinding kolam, salah satu kaki menempel pada dinding
untuk melakukan tolakan.
b).
Kedua lengan lurus ke atas di samping
telinga dengan ibu
jari saling berkaitan.
c).
Ambil napas dalam-dalam, condongkan tubuh ke depan,
berusaha ujung jari tanga
n lebih dahulu yang masuk ke
dalam air.
d).
Tolakkan kaki yang menempel
pada dinding kolam sampai
tubuh terdorong ke depan.
e).
Saat tubuh sedang meluncur
, biarkan sampai tubuh berhenti
melaju.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
163
Gambar 8.4. Latihan gerakan meluncur
3)
Posisi tubuh
Posisi tubuh saat berenang harus :
a).
Hidrodinamis/str
eamline
, hampir sejajar dengan permukaan air
b).
Tubuh harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya
c).
Hindari kemungkinan
terjadinya gerakan-gerakan tangan
atau kaki yang berakibat tubuh akan naik turun atau berliuk-
liuk.
Gambar 8.5. Renang gaya bebas
4)
Gerakan kaki
Gerakan kaki dalam renang gaya bebas berperan penting.
Gerakan ini akan membantu
luncuran. Selain itu, gerakan
tungkai juga sebagai pengatur keseimbangan tubuh. Berikut ini
cara melakukan latihan gerakan kaki:
a).
Kedua kaki digerakkan ke atas dan ke bawah secara
bergantian
dalam keadaan lemas/naik turun mengarah lurus.
164
Kelas XII SMA
b).
Gerakan kedua kaki dimulai dari pangkal paha.
c).
Gerakan jangan terlalu tinggi tapi cukup dekat dengan
permukaan air
.
d).
Naik turun dengan dua, empat, atau enam pukulan kaki
5)
Gerakan tangan/lengan
Gerakan lengan merupaka
n gerak pendukung yang sangat
penting. Hal tersebut dikarenakan dayungan lengan akan
mendukung laju tubuh dengan cepat. Latihan gerakan tangan
dapat dilakukan di kolam dangkal, berikut cara melakukannya:
a).
Sikap awal berdiri, badan dibungkukkan dan kedua tangan
lurus di samping telinga.
b).
Tangan
kanan ditarik ke bawah sambil menekan air, sampai
berada di bawah badan. Tangan mendorong air ke belakang
dan ke atas.
c).
Siku tangan kanan cepat
ditekuk dan di keluarkan dari air,
saat tangan kiri sampai di bawah badan di dalam air, tangan
kiri mendorong air ke belakang dan ke atas.
d).
Gerakan kembali ke posisi semula dilakukan dengan
mengayunkan tangan ke depan.
e).
Lakukan gerakan
ini secara bergantian antara tangan kanan
dan kiri dan lakukan gerakan ini secara berulang-ulang.
Fase-fase pada rotasi tangan gaya bebas adalah :
a).
Fase masuk ke permukaan air
(1).
Masuk permukaan air
dengan menggunakan ujung
jari tangan dengan posisi telapak tangan menghadap
kebawah atau telungkup.
(2).
Masuk permukaan air
dengan ibu jari terlebih dahulu,
sudut kemiringan yang dibentuk antara telapak tangan
dengan permukaan air adalah 30-40 derajat
b).
Fase menangkap
Dilakukan setelah
fase masuk tangan ke dalam air telah
selesai.
c).
Fase menarik
(1).
Menarik jari hingga tanga
n berada pada posisi agak
jauh dari garis pusat
(2).
Menarik hingga
jari tangan berada pada posisi mendekati
garis pusat
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
165
(3).
Menarik hingga jari
tangan berada pada posisi
menyilang tubuh.
d).
Fase mendorong
Fase ini dikerjakan
setelah fase menarik atau sapuan ke
dalam air telah berakhir, akhir dari fase mendorong adalah
bagian bawah dari paha, dengan potongan ibu jari menyentuh
bagian samping paha.
6)
Teknik pernapasan
Latihan
pernapasan sebaiknya dilakukan di darat terlebih
dahulu. Caranya yaitu dengan melatih gerakan seperti yang
dikerjakan di air. Pengambilan napas dilakukan pada saat mulut
berada di atas permukaan air yaitu dengan cara memiringkan
kepala (memutar) ke sisi kanan atau kiri. Latihan pernapasan
juga dapat dilakukan di dalam kolam dangkal, caranya sebagai
berikut:
a).
Salah satu lengan lurus ke depan sejajar dengan permukaan
air
.
b).
Jika tangan kiri yang di depan muka mengambil napasnya
dengan memutar kepala pada sumbunya ke kanan.
c).
Jika tangan kanan yang di depan maka pengambilan
napasnya memutar kepala pada sumbunya ke kiri.
d).
Pengambilan napas biasanya dilakukan saat mela
kukan
gerakan tangan kanan saja atau kiri saja, atau perbandingannya
dua kali menarik tangan dan sekali mengambil napas.
e).
Memutar kepala kearah kanan saja
f).
Memutar kepala kearah kiri saja
7)
Koordinasi saat berenang
Koordinasi
gerakan dalam renang gaya bebas adalah dengan
cara menggabungkan seluruh fase-fase yang telah dikemukakan
dalam suatu rangkaian gerakan secara bersamaan sehingga
dapatlah diperoleh gerakan gaya bebas sebenarnya.
166
Kelas XII SMA
Gambar 8.6. Renang gaya bebas
8)
Aktivitas belajar siswa menganalisis keterampila
n renang
gaya bebas.
Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak
renang gaya bebas berikut ini :
a).
Peserta didik
saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang
atau secukupnya
b).
Lakukan tahap demi taha
p gerakan keterampilan renang
gaya bebas dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil
nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.
c).
Peserta didik yang mampu/guru memberi
contoh dan
menganalisa gerak renang gaya bebas dengan benar.
d).
Kalian dapat
melakukan bagian gerakan renang gaya bebas
tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan
penguasaan gerak yang anda kuasai.
e).
Peserta didik
yang melakukan gerakan renang maupun
yang menganalisa gerak melakukannya itu dengan sunguh-
sungguh dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas,
toleransi, santun, dan displin.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
167
f).
Pergantian peran yang melakukan gerakan dan yang
menganalisa
dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan
pada semuanya.
g).
Peserta didik berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan
yang baru saja
dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi
tentang kegiatan siswa tersebut.
h).
Tujuannya adalah peneka
nan pada analisa gerak renang
gaya bebas dengan benar.
Perhatikan gambar
:
Sumber: belajarberenangbandung.com
Gambar 8.7.
Aktivitas belajar siswa menganalisis renang gaya bebas.
3.
Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Punggung
Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi
punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air
sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat
melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berenang, siswa
memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya
bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua
belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti
gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah
mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung. Berbeda
dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu
yang semuanya dilakukan dari atas balok start, perenang gaya punggung
melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding
kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut
ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki
bertumpu di dinding kolam.
168
Kelas XII SMA
Gerakan pada renang gaya punggung pada dasarnya lebih fokus
pada gerakan tangan dan kaki, tetapi ada juga gerakan pendukung yaitu
gerakan pada punggung yang fleksibel.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan dan keindahan gaya
punggung antara lain:
a.
Frekuensi kayuhan.
Semakin sering frekuensi kayuhan dengan benar maka akan
menambah kecepatannya.
b.
Fleksibilitas sendi bahu.
Fleksibilitas sendi bahu akan berpengaruh pada luas putaran lengan
sehingga dapat menghasilkan daya dorong yang maksimal.
c.
Power lengan gaya punggung.
Mempengaruhi kecepatan lecutan tangan sehingga dapat
memaksimalkan daya dorong dari
range
yang ada.
d.
Kibasan kaki gaya punggung.
Selain dari
tangan, kibasan kaki yang fleksibel, cepat, dan secara
stabil akan mendapatkan daya dorong yang baik dan menambah
kecepatan renang.
e.
Streamline
Posisi tubuh
yang
streamline
juga mempengaruhi kecepatan
karena semakin tubuh berkedudukan horizontal maka luas penampang
air akan berkurang, sehingga menghasilkan aerodinamik air yang
maksimal.
Posisi kaki
1)
Posisi kaki jangan terlalu di permukaan
air, melainkan agak ke
dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan
juga memudahkan kepala tetap berada di atas)
2)
Kaki terus
bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang
kita tidak melenceng/berbelok).
3)
Telapak kaki agak diluruskan sedemikian
rupa sehingga menjadi
lurus/sejajar dengan tulang kaki
4)
Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.
5)
Dagu agak didekatkan
ke dada, hal ini akan membantu kecepatan
dalam berenang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
169
6)
Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak
tangan
yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil
tahanan dari air)
Gerakan kaki
1)
Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian
(seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke
atas).
2)
Kaki digerakkan ber
gantian dengan cukup cepat agar arah renang
tidak melenceng/ berbelok dengan irama yang tetap.
Gerakan tangan
1)
Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
2)
Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
3)
Kemudian angkat
keluar dari permukaan air dan kembalikan ke
posisi awal
4)
Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya.
5)
Aktivitas belajar
Menganalisis Keterampilan Renang Gaya
bebas.
Gambar 8.8. Renang gaya punggung
f.
Aktivitas belajar menganalisis keterampilan
gerak renang gaya
punggung dalam bentuk bermain.
Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang
gaya punggung berikut ini :
1)
Peserta didik
saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau
secukupnya
2)
Lakukan tahap demi tahap
gerakan keterampilan renang gaya
punggung dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil
nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.
3)
Peserta didik
yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa
gerak renang gaya punggung dengan benar.
4)
Kalian dapat
melakukan bagian gerakan renang gaya punggung
tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan
penguasaan gerak yang anda kuasai.
170
Kelas XII SMA
5)
Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang
menganalisa
gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh
dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,
santun, dan displin.
6)
Pergantian peran yang mela
kukan gerakan dan yang menganalisa
dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.
7)
Peserta didik
berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang
kegiatan siswa tersebut.
8)
Tujuannya adalah
penekanan pada analisa gerak renang gaya
punggung dengan benar
.
Perhatikan gambar:
Sumber: belajarberenangbandung.com
Gambar 8.9.
Aktivitas belajar menganalisis renang gaya punggung.
4.
Menganalisis Keterampilan Renang Gaya Kupu-kupu
Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya
berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua
belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah
luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara
bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor
ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut /
hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut
ketika kepala berada di luar air.
Dalam menganalisa gaya kupu-kupu, ada 5 (lima) bagian yang harus
diperhatikan, yang terdiri dari: Posisi Badan, Gerakan Kaki, Gerakan
Lengan, Pernapasan, dan Koordinasi Gerakan
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
171
a.
Posisi Badan
Dalam setiap renang kita harus ingat bahwa posisi badan
harus diusahakan sedatar mungkin dengan permukaan air. Pada
gaya kupu-kupu terjadi gerakan dari tubuh yang naik turun secara
vertikal sesuai dengan irama gerakan dari kaki dan pukulan dolphin.
Gerakan tubuh yang naik turun ini tidak di jumpai pada gaya renang
yang lain. Dengan gerakan naik turun dalam renang tersebut maka
tahanan depan akan bertambah, sehingga untuk membentuk posisi
badan yang datar seperti pada gaya bebas dan gaya punggung tidak
mungkin. Namun demikian haruslah dijaga agar tahanan depan yang
dihasilkan gaya kupu-kupu ini sekecil mungkin, dengan usaha agar
posisi badan sedatar mungkin.
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada gaya kupu-kupu yang
dapat menghasilkan posisi badan yang rata-rata air (
streamline)
.
1)
Pada waktu bernafas
kepala diusahakan naik serendah mungkin
asalkan mulut telah keluar dari permukaan air dan cukup untuk
mengambil nafas. Secepatnya setelah pengambilan nafas selesai,
kepala tunduk kembali untuk menjaga posisi badan yang rata-
rata air (
streamline)
.
2)
Gerakan menendang dari kedua kaki yang merupakan pukulan
kaki ikan
dolphin
, haruslah diusahakan tidak terlalu dalam
sebab pukulan yang terlalu dalam hanya akan menambah
tahanan depan saja. Tendangan kedua kaki dilakukan dengan
cara menekuk kedua kaki pada persendian lutut untuk kemudian
diluruskan lagi dengan keras. Menekuknya kedua kaki haruslah
diusahakan sedikit saja jangan terlalu dalam. Bila bengkokan
sendi lutut terlalu dalam, maka tendangan kaki tersebut tidak
terlalu efisien dan tahanan depan akan besar dengan demikian
akan menghasilkan sikap badan yang tidak
streamline
.
b.
Gerakan Kaki
Tendangan kaki gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama
dengan gerakan kaki pada gaya bebas, yaitu bergerak naik turun
secara vertikal. Bedanya yaitu pada gaya kupu-kupu tendangan kaki
naik turun tersebut dilakukan secara bersama-sama (serentak) dan
simetris antara kaki kanan dan kaki kiri, sedang tendangan kaki pada
gaya bebas dilakukan dengan naik turun secara bergantian antara
kaki kanan dengan kaki kiri.
172
Kelas XII SMA
Tendangan kaki pada gaya kupu-kupu dimulai pada pangkal
paha dengan cara menekuk kaki pada persendian lutut, penekukan
kaki dilakukan kecil saja sehingga telapak kaki tidak keluar pada
permukaan air. Tetapi hanya sebagian dari telapak kaki yaitu jari-
jari kaki saja yang keluar dari permukaan air. Penekukan kaki atau
gerakan kaki keatas dilakukan dengan rileks dan pelan sedangkan
gerakan kaki kebawah atau meluruskan kaki dengan kekuatan yang
besar, dimana punggung kaki menendang dengan keras kearah bawah.
Pada waktu kaki bergerak ke atas telapak kaki dari keadaan
bertekuk berubah ke keadaan lurus, sedangkan pada waktu
tendangan ke bawah yang keras, telapak kaki dari keadaan lurus
berubah menjadi keadaan bertekuk. Gerakan telapak kaki menekuk
ini merupakan dorongan yang besar, tendangan kaki ke bawah yang
keras ini akan mengakibatkan bagian badan terutama pantat bergerak
ke atas, sedangkan pada waktu kaki bergerak ke atas, maka bagian
badan terutama pantat akan bergerak turun. Pada satu kali putaran
lengan tendangan kaki pada gaya kupu-kupu ini dilakukan dua kali,
kedua tendangan tersebut tidaklah sama, melainkan sedikit berbeda.
Perbedaan tersebut terletak pada keras atau dalamnya tendangan
kaki. Pada tendangan yang pertama dilakukan dengan kuat dan
dalam, sehingga mengakibatkan pantat naik cukup tinggi sedangkan
tendangan kaki yang kedua pelan dan tidak dalam. Fungsi dari
tendangan kaki yang kedua adalah untuk menormalkan gerakan
pertama yang keras tadi sehingga pantat tidak meloncat tinggi ke
atas, hal ini akan sangat mengurangi tahanan depan.
Urutan gerakan kaki pada gaya kupu-kupu:
1)
Kaki dalam keadaan lurus sampai dengan telapak kaki.
2)
Gerakan kaki keatas dilakukan dengan cara kaki membengkokkan
kaki pada persendian lutut (
articulatio
genu
). Bengkoknya kaki
ini tidak terlalu besar sehingga hanya sebagian jari-jari kaki saja
yang keluar dari permukaan air.
3)
Tendangan
kedua kaki kearah bawah dilakukan dengan keras
terutama punggung kaki. Tendangan ini dengan cara meluruskan
kedua kaki dari sikap membengkok.
4)
Tendangan
kaki ini masih berjalan, terlihat sikap kaki yang lurus
dari sikap bengkok.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
173
5)
Setelah tendangan kaki ke bawah berakhir, maka kaki di gerakkan
ke atas dari
sikap kaki yang lurus untuk kemudian di tekuk pada
persendian lutut.
Sedangkan pendapat lain mengatakan gerakan kaki terdiri dari:
1)
Irama gerakan kaki yang terdiri dari:
a).
Naik turun mengarah lurus.
b).
Naik turun
dengan 6 pukulan kaki (
the six beat kick
), dengan
ke dalaman kaki di bawah permukaan air ketika naik turun
dari atas permukaan air berkisar 25 – 30 cm.
c).
Naik turun dengan 4 pukulan kaki (
the
four beat kick atau
broken tempo kick
).
d).
Naik turun dengan 2 pukulan kaki (
the two beat kick
).
e).
Naik turun dengan 2 pukulan kaki menyilang (
the two beat
crossover kick
)
2)
Pada fase
istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut
untuk memukul dan melecut) mempunyai sudut berkisar antara
30 - 40 derajat.
3)
Ke dalaman paha ketika
melakukan gerakan ke bawah atau saat
memukul atau melecut adalah 25 – 30 cm dari permukaan air.
4)
Ke dalaman tungkai kaki bagian bawah atau telapak
kaki dari
permukaan air ketika melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-
35 cm.
c.
Gerakan Lengan
Pada gaya kupu-kupu kedua lengan haruslah digerakkan secara
serentak dan simetris antara lengan kiri dan lengan kanan.
Gerakan lengan pada gaya kupu-kupu terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu:
1)
Gerakan
Recovery
Gerakan
r
ecovery
lengan adalah gerakan lengan pada saat
akhir dayungan sampai dengan pada saat permulaan dayungan.
Gerakan
recovery
ini sebagai berikut:
Setelah kedua tangan keluar dari air tangan mulai
dilemparkan ke depan pada posisi yang rendah dalam bentuk
parabola yang datar. Gerakan ini dilakukan dengan rileks. Kedua
tangan masuk ke dalam air pada titik sedikit diluar garis bahu.
Gerakan
recovery
lengan ini dilakukan secara serempak dan
simetris antara lengan kiri dan lengan kanan.
174
Kelas XII SMA
2)
Gerakan Mendayung
Gerakan menarik (
pull
) dan gerakan mendorong (
push
).
Setelah tangan masuk ke dalam air, maka mulailah dengan
lengan kearah lurus kemudian gerakan berubah arah dengan
memutar ke arah dalam. Pada saat berputar ke dalam lengan di
tekuk ±135 derajat pada sudut siku. Gerakan ke dalam ini masih
dalam gerakan tarikan. Gerakan selanjutnya tangan berubah
arah yaitu memutar keluar. Gerakan lengan memutar keluar ini
merupakan gerakan dorongan dari lengan.
Akhir dari dorongan apabila kita perhatikan gerakan dari telapak
tangan gaya kupu-kupu pada saat mendayung adalah sebagai berikut:
Setelah telapak tangan masuk ke dalam air mulailah gerakan
kearah luar kemudian ke dalam dan selanjutnya keluar lagi sampai
selesai gerakan mendayung. Kedua telapak tangan akan membuat
gerakan seperti bentuk lubang kunci (
key hole
). Selama dayungan
telapak tangan menyesuaikan dengan gerakannya, pada gerakan
keluar telapak tangan menghadap keluar, pada saat putaran ke dalam
telapak tangan yang menghadap keluar menjadi menghadap ke dalam
dan pada gerakan memutar keluar maka telapak tangan memutar dari
menghadap ke dalam menjadi menghadap keluar. Kecepatan gerakan
dari arah pelan kearah keras, sehingga pada saat dorongan harus
dilakukan sekeras-kerasnya. Bila kita perhatikan gerakan lengan dari
gaya kupu-kupu sebenarnya hampir sama dengan gerakan lengan
pada gaya bebas baik pada gerakan
recovery
maupun pada gerakan
mendayung. Bedanya pada gaya kupu-kupu dilakukan secara
serempak dan simetris antara lengan kanan dan lengan kiri sedangkan
gaya bebas gerakan lengan dilakukan secara bergantian antara lengan
kanan dan lengan kiri.
Urutan gerakan lengan pada gaya kupu-kupu:
1)
Lengan pada saat akhir dayungan untuk persiapan
recovery
.
2)
Lengan pada
saat pelaksanaan
recovery
dengan melemparkan
lengan kearah samping permukaan air.
3)
Lengan pada akhir
r
ecovery
dimana kedua tangan masuk ke
dalam air di depan kepala pada garis bahu.
4)
Kedua lengan masuk ke dalam air dengan sikap tunduk.
5)
Kedua lengan mulai melakukan tarikan kearah luar
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
175
6)
Kedua lengan mulai bergerak kearah dalam
masih dalam tarikan
menekuk lengan pada persendian siku.
7)
Kedua lengan mulai dengan dorongan kearah dalam.
8)
Kedua lengan
pada akhir dayungan, dimana kedua ibu jari
menyentuh paha.
d.
Pernapasan
Pernapasan pada gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat
kepala ke depan seperti pada gaya dada. Pengangkatan kepala
dilakukan pada saat akhir dari tarikan dan memulai dari dorongan
lengan, naiknya kepala dari permukaan air diusahakan sedikit
mungkin asal mulut telah keluar dari permukaan air dan dapat
melaksanakan pernapasan. Pengambilan napas dilakukan dengan
cepat, dengan cara menarik napas lewat mulut secara meledak (cepat),
secepatnya setelah mengambil napas kepala segera diturunkan lagi
untuk menghindari bertambahnya tahanan depan. Pengeluaran udara
dilakukan dalam air di saat kepala akan keluar dari permukaan air.
Pengeluaran udara dilakukan lewat hidung secara meledak (cepat).
e.
Koordinasi gerakan
Pada gaya kupu-kupu harus ada persesuaian gerakan antara
gerakan lengan dan gerakan kaki. Persesuaian tersebut terutama
dalam hubungan sikap badan yang naik turun secara vertikal lengan,
meliuk-liuk seperti halnya ikan
dolphin
yang sedang berenang. Pada
satu kali putaran lengan terjadi putaran kaki dua kali, keras dan
lemah. Pada saat permulaan tarikan dilakukan tendangan kaki yang
pertama (keras) pada saat dorongan lengan dilakukan tendangan kaki
yang kedua (lemah).
Gambar 8.10. Gerakan renang gaya kupu-kupu
f.
Aktivitas belajar siswa
Cobalah kalian lakukan dan analisis keterampilan gerak renang
gaya kupu-kupu berikut ini :
176
Kelas XII SMA
1)
Peserta didik saling berkelompok dengan anggota 3-5 orang atau
secukupnya
2)
Lakukan tahap demi tahap
gerakan keterampilan renang gaya
kupu-kupu dari gerakan tangan, gerakan kaki, gerakan ambil
nafas, serta gerakan keterampilan kombinasi ketiganya.
3)
Peserta didik
yang mampu/guru memberi contoh dan menganalisa
gerak renang gaya kupu-kupu dengan benar.
4)
Kalian dapat melakukan
bagian gerakan renang gaya kupu-
kupu tersebut dengan waktu tertentu atau tergantung dengan
penguasaan gerak yang anda kuasai.
5)
Peserta didik yang melakukan gerakan renang maupun yang
menganalisa
gerak melakukannya itu dengan sunguh-sungguh
dengan menerapkan nilai kerjasama, sportivitas, toleransi,
santun, dan displin.
6)
Pergantian peran yang mela
kukan gerakan dan yang menganalisa
dapat dilakukan untuk memberikan kesempatan pada semuanya.
7)
Peserta didik
berkelompok dan berdiskusi tentang kegiatan
yang baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang
kegiatan siswa tersebut.
8)
Tujuannya adalah
penekanan pada analisa gerak renang gaya
kupu-kupu dengan benar.
Perhatikan gambar:
Sumber: belajarberenangbandung.com
Gambar 8.11. Aktivitas belajar siswa menganalisis renang gaya kupu-kupu.
9)
Awalnya mungkin kamu hanya kuat 1/2 lebar kolam, teruskan
belajar
. Jangan khawatir karena memang penguasaan gaya-
gaya dalam renang awalnya terasa berat. Semakin sering siswa
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
177
belajar dan berlatih dengan koreksi yang benar, maka siswa akan
semakin bisa menguasai gerakan ini. Bila dirasa terlalu berat,
siswa bisa memulai belajar dengan melakukan 2 set gerakan
kaki, baru kemudian diikuti 1 set gerakan tangan. Atau yang
dirasa paling mudah.
10)
Mulailah untuk
tiap gaya dalam renang mempelajarinya
dari masing-masing bagian gerak (tangan, kaki, ambil nafas,
koordinasi semuanya) bukan kordinasi semuanya secara
bersamaan. Setelah menguasai secara benar tiap bagian tersebut
dilanjutkan kombinasi lebih dari satu gerakan yang sudah
dikuasai.
11)
Setelah cukup lancar
, maka mulai perbaikilah gaya tersebut
dengan memperbaiki gerakan demi gerakan. Untuk gaya kupu-
kupu kepala ditekuk agak ke bawah (dagu agak menempel ke
dada) dan gerakkan pinggul lebih dulu, sehingga kaki terangkat
dan lecutkan/tendangkan kaki dengan posisi lurus sejauh
mungkin ke belakang. Gerakan kaki jangan dilakukan secara
berlebihan. Setelah itu baru gerakkan tangan.
12)
Berikutnya, gerakan
kaki selalu dimulai dari pinggul. Untuk
membantu gerakan pinggul agak naik ke atas, kepala bisa ditekuk
ke bawah (dagu agak ditempelkan ke dada).
13)
Posisikan tubuh selalu di permukaan air, jangan terlalu dalam.
14)
Agar lebih cepat dan gerakan lebih stabil, lakukan 2-3 set
gerakan kaki dan tangan
baru kemudian menaikkan kepala untuk
mengambil nafas.
15)
Kesempatan kepala untuk naik ke atas permukaan air sangatlah
sedikit dan sebentar
(tidak seperti gaya dada), karena itu
manfaatkanlah sebaik mungkin.
16)
Ketika kepala sedang tidak ke atas permukaan air untuk bernafas,
pastikan
posisi dagu agak menempel ke dada. Ini akan menambah
daya luncur gaya kupu menjadi lebih kuat.
17)
Seringkali sewaktu
tangan berada di dalam air, gerakan tangan
membentuk seperti huruf S. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan dorongan yang lebih kuat ke depan. Tetapi ada juga
guru yang mengajarkan gerakan tangan biasa saja, sehingga
gerakan tangan bisa lebih cepat dan kuantitas gerakan tangannya
lebih banyak. Ini terserah siswa.
178
Kelas XII SMA
B.
Menganalisis Keterampilan Penyelamatan
K
egawatdaruratan di Air
Ketrampilan pertolongan di air merupakan bagian dari keselamatan
di air. Artinya jika siswa ingin mempelajari pertolongan di air, siswa wajib
memahami terlebih dahulu keselamatan di air.
Seorang penolong harus dibekali dengan beberapa keahlian dasar
keselamatan di air. Meliputi kemampuan mengenal potensi bahaya dan
bagaimana mengatasinya, memahami teknik pertolongan. Mulai dari
yang paling aman sampai yang beresiko tinggi.
Berikut beberapa hal terkait kegawatdaruratan di air:
1.
Kegawatdaruratan Korban Tenggelam
a.
Ar
ti tenggelam
Yang dimaksud dengan tenggelam adalah suatu istilah dari suatu
keadaan yang disebabkan karena seseorang menghirup air atau cairan
ke paru-paru sehingga menghambat/mencegah udara yang mengandung
oksigen untuk sampai dan berhubungan dengan bagian depan permukaan
alveolus
di paru-paru, dimana bagian ini merupakan bagian penting yang
berfungsi untuk pertukaran gas di paru-paru dan proses oksigenisasi darah.
b.
Penyebab
1)
Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
2)
Ketidakmampuan akibat
hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
3)
Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
c.
Klasifikasi Tenggelam
1)
Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban
a).
Typical Drawning
Y
aitu keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan korban saat korban tenggelam.
b).
Atypical Drawning
(1).
Dry Drowning
Yaitu keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak
ada cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
179
(2).
Immersion Syndrom
Terjadi teruta
ma pada anak-anak yang tiba-tiba
terjun ke dalam air dingin (suhu < 20°C).
(3).
Submersion of the Unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita
epilepsy
atau penyakit jantung khususnya
coronary atheroma
,
hipertensi atau peminum yang mengalami trauma
kepala saat masuk ke air.
(4).
Delayed Dead
Yaitu keadaan dimana seorang korban masih hidup
setelah
lebih dari 24 jam setelah diselamatkan dari
suatu episode tenggelam.
2)
Berdasarkan Kondisi Kejadian
a).
Tenggelam
Y
aitu suatu keadaan dimana penderita akan meneguk
air dalam jumlah yang banyak sehingga air masuk ke dalam
saluran pernapasan dan saluran nafas atas tepatnya bagian
epiglotis
akan mengalami
spasme
yang mengakibatkan
saluran nafas menjadi tertutup serta hanya dapat dilalui
oleh udara yang sangat sedikit.
b).
Hampir Tenggelam
Y
aitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas
dan membatukkan air keluar.
2.
Penatalaksanaan Korban Tenggelam
Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
a.
Bantuan hidup dasar
Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal
ABCD:
Airway
, Breathing, Circulation (Chest Compression)
yaitu
buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Jika ketiga
langkah sudah dilakukan, periksa apakah korban mengalami defisit
pada tubuhnya semisal memeriksa kesadaran korban. Langkah ini
disebut memeriksa/
Disability
. Dalam pedoman yang baru, prioritas
utama adalah
Circulation
baru setelah itu tatalaksana difokuskan
pada
Airway
dan selanjutnya
Breathing
. Satu-satunya pengecualian
adalah hanya untuk bayi baru lahir, karena penyebab tersering pada
bayi baru lahir yang tidak sadarkan diri dan tidak bernafas adalah
karena masalah jalan nafas.
180
Kelas XII SMA
Langkah berikutnya adalah membawa korban ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan penanganan dokter.
b.
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu:
Sebelumnya dengan
tahapan seperti ini (
Look
;
yaitu melihat
adanya pergerakan dada
,
Listen
;
yaitu mendengarkan suara napas
,
Feel
;
yaitu merasakan ada tidaknya hembusan napas), namun seiring
dengan perkembangan sekarang tidak lagi. Alasannya: kunci utama
menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah
bertindak
bukan
menilai
. Telepon ambulan segera saat kita melihat korban
tidak sadar dan tidak bernafas dengan baik. Percayalah pada nyali
Anda. Jika Anda mencoba menilai korban bernapas atau tidak dengan
mendekatkan pipi anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja. Tapi
tetap saja sang korban tidak bernafas dan tindakan
look, listen
dan
feel
ini hanya akan menghabiskan waktu.
Namun, pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan
cairan tidak disarankan, karena tidak terbukti dapat mengeluarkan
cairan dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.
c.
Bantuan hidup lanjut
Bantuan hidup lanjut
pada korban tenggelam yaitu pemberian
oksigen dengan tekanan lebih tinggi, yang dapat dilakukan dengan
BVM (
Bag Valve Mask
) atau tabung oksigen.
3.
Teknik menolong di air
Dalam melakukan pertolongan, kecepatan bukanlah segalanya.
Ketepatan yang didasari oleh keselamatan adalah unsur yang harus
diutamakan. Satu hal yang perlu diingat, menolong korban di air tidak
perlu menjadi basah. Prinsip utamanya adalah menolong dengan teknik
se-aman mungkin bagi penolong maupun korban.
Apa yang harus kita lakukan bila melihat kecelakaan di air ?
a.
Pastikan keselamatan
anda terlebih dahulu. Abaikan orang lain jika
anda sendiri sedang dalam posisi yang membahayakan diri anda
b.
Pastikan keselamatan orang-orang di sekitar anda
c.
Perhatikan potensi
bahaya susulan yang mungkin bisa menimpa anda
atau orang-orang di sekitar anda
d.
Kenali karakteristik korban yang akan anda tolong
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
181
e.
Lakukan pertolongan
menggunakan teknik pertolongan yang paling
aman dan efektif .
f.
Jika terdapat banyak
korban, tolonglah yang terdekat dan termudah
terlebih dahulu
g.
Setelah korban di tepi,
lakukan pertolongan sesuai dengan cidera
yang terjadi
h.
Selimuti korban untuk mencegah kedinginan/
hypothermia
i.
Segera bawa korban ke pelayanan medis terdekat. Penanganan lebih
lanjut mungkin saja diperlukan.
Berikut di bawah ini
beberapa teknik menolong orang di air dari
mulai yang paling aman :
a.
Raih
Ini adalah teknik yang paling aman sehingga dapat dilakukan oleh
yang tidak
bisa renang sekalipun. Dengan cara menggunakan tongkat
sehingga dapat mencapai korban dan menariknya ke tepi.
Kelemahan : Hanya dapat menggapai korban yang berada di dekat
tepi air.
Perhatian : Jika tarikan korban/arus air terlalu kuat sehingga anda
merasa tertarik ke arah air, maka lepaskanlah tongkat tadi. INGAT
keselamatan diri anda yang paling utama.
b.
Lempar
Jika tidak
dapat menemukan tongkat yang cukup panjang
untuk mencapai korban, maka carilah bahan yang bisa mengapung
(
ringbuoy/
ban pelampung, jerigen dll), bisa juga menggunakan tali.
Lemparkan bahan tadi ke arah korban. Jika anda berada di kolam
renang umum, maka gunakanlah
ringbuoy
(ban pelampung) yang ada
di tepi kolam.
Gambar 8.12.
Pertolongan dengan menggunakan ban
182
Kelas XII SMA
Teknik : Panggil korban terlebih dahulu sebelum melempar. Hal
ini berfungsi supaya korban melihat benda dan arah lemparan kita.
Mengkombinasikan pelampung dengan tali sangat berfungsi saat
lemparan kita tidak tepat.
Kelemahan : Kadang lemparan kita tidak pas pada korban,
sehingga sering kali pelampung yang kita lempar menjadi sia-sia.
Perhatian : Kadang lemparan terlalu dekat sehingga kita
terpancing untuk mengambil pelampung itu kembali. tindakan ini
sangat membahayakan kita terutama bagi yang tidak bisa renang.
Lebih baik cari pelampung yang lain untuk dilempar. Tali lempar,
tidak boleh diikatkan di tubuh penolong, karena akan membahayakan
bila arus sangat deras atau tarikan korban terlalu kuat.
c.
Dayung
Jika anda
sedang di perahu (terutama jenis kano/kayak) berhati-
hatilah saat mendekati korban. Kekuatan korban saat panik sangat
berbahaya dan dapat membalikkan perahu yang anda tumpangi.
Teknik : Dekati korban dari ujung yang berlawanan dengan
tempat kita duduk. Hal ini dimaksudkan apabila perahu terbalik,
posisi kita agak jauh dari korban sehingga mengurangi resiko
tertangkap korban.
Perhatian : Jika anda menggunakan perahu kecil, anda tidak bisa
berenang dan tidak menggunakan jaket pelampung, maka lebih baik
tidak berusaha untuk mendekati korban.
d.
Renang
Berenang mendekati
korban adalah pilihan terakhir jika cara lain
tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Teknik : tentunya bagi yang sudah mahir berenang dan menguasai
teknik menolong.
Kelemahan : sangat berbahaya bagi penolong
Perhatian : Pastikan kemampuan renang anda baik, jangan renang
jika kondisi air berarus (sungai arus deras, banjir bandang).
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
183
4.
Karakteristik korban
Pengetahuan kita tentang karakteristik korban yang sedang tenggelam
akan sangat menentukan teknik yang dipilih saat melakukan pertolongan.
Tentunya disesuaikan dengan karakteristik korbannya.
Secara umum, korban yang sedang tenggelam dibagi menjadi 4 tipe :
a.
Bukan seorang perenang.
Gambar 8.13. Korban tenggelam
Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:
1)
Posisi badan terlihat
tegak lurus dengan permukaan air (vertikal)
2)
Gerakan kasar dan cenderung tidak berpola
3)
Wajah terlihat sangat panik
4)
Arah tatapan tidak jelas
5)
Hanya fokus untuk mengambil napas
6)
Saat ditolong mungkin akan berusaha untuk meraih penolong
7)
Tidak dapat mengikuti perintah atau tidak dapat komunikasi
8)
Selalu ingin dalam posisi vertikal,
sehingga cenderung panik
jika ditolong dalam keadaan horisontal
9)
Selalu berusaha kepala dan dada berada di atas permukaan air
10)
Yang di perhatikan penolong
1
1)
Korban tipe ini sangat berbahaya bagi penolong
12)
Sebisa mungkin
hindari pertolongan dengan menggunakan
teknik
contact rescue/tow.
184
Kelas XII SMA
b.
Perenang yang cidera
Gambar 8.14. Korban tenggelam
Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:
1)
Posisi badan mungkin terlihat agak aneh ter
gantung dari bagian
tubuh yang cidera
2)
Gerakan terbatas disebabkan oleh cidera
3)
Wajah terlihat cemas, bahkan mungkin terlihat kesakitan
4)
Bisa terjadi panik
5)
Saat ditolong mungkin tidak
merespon perintah karena lebih
fokus terhadap rasa sakitnya
6)
Berusaha mempertahankan
posisi karena biasanya memegangi
area yang cidera
Yang diperhatikan penolong
1)
Kemungkinan akan
membawa korban dalam posisi yang agak
aneh (sesuai cideranya)
2)
Perhatikan cidera yang dialami
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
185
c.
Perenang yang kelelahan
Gambar 8.15. Korban tenggelam
Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:
1)
Terlihat pola kayuhan yang lemah
2)
Posisi badan biasanya membentuk sudut dengan permukaan air
3)
Wajah memandang ke tepian atau perahu yang di dekatnya
4)
Kepala kadang tidak terlihat
5)
Dapat melambai untuk meminta bantuan
6)
Wajah mungkin terlihat lelah atau cemas saat ditolong
7)
Merespon perintah penolong dengan baik
8)
Kooperatif saat ditawarkan bantuan
9)
Bisa ditopang dalam keadaan terlentang
Yang diperhatikan penolong:
1)
Dapat ditolong menggunakan teknik
contact rescue
2)
Lebih mudah untuk ditolong
186
Kelas XII SMA
d.
Tidak sadar (pasif)
Gambar 8.16. Korban tenggelam
Pada tipe ini, korban memiliki karakteristik:
1)
Terlihat tidak ber
gerak
2)
Mungkin hanya terlihat sebagian punggung
3)
Mungkin hanya terlihat puncak kepala saja
4)
Wajah biasanya menghadap ke dasar
5)
Saat ditolong tidak kooperatif
6)
Mungkin akan cukup sulit untuk melakukan manuver
terhadap
tubuh korban
Yang diperhatikan penolong:
1)
Biasanya korban sangat bervariasi
2)
Membutuhkan pertolongan dengan teknik
contact rescue
3)
Perhatikan pernapasan
korban, jika tidak bernapas lakukan
sesegera mungkin bantuan napas
4)
Penggunaan alat bantu apung (pelampung)
akan sangat
membantu dalam pemberian napas
5)
Kadang terjad
i keadaan yang disebut pasif-aktif, yaitu keadaan
dimana korban terlihat pasif (tidak bergerak) namun saat di sentuh
berubah menjadi aktif. Ini sangat membahayakan penolong.
Oleh karena itu lakukan teknik mendekati korban dengan benar.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
187
6)
Selain karakteristik korban tadi, juga diperlukan kemampuan
untuk memperkirakan
daya apung/
buoyancy
dari korban dengan
melihat postur tubuh terutama saat melakukan
contact tow
.
Korban yang gemuk cenderung akan mudah mengapung, namun
akan lebih berat saat menariknya ke tepi. Sebaliknya korban
yang kurus cenderung akan mudah tenggelam, namun akan lebih
ringan saat menariknya ke tepi.
5.
Penanganan kram
Kram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat,
tapi bila kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa
kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah
kegagalan dalam mencegah terjadinya panik.
Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung
berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan
laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan
oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang, langsung
berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang bagus,
namun bila sedang berenang di
open water
(danau, sungai, laut) jelas ini
bukan solusi yang baik.
a.
Penyebab
Kram adalah kejang
otot yang bersifat mendadak
dan terasa
sangat sakit. Kram dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain :
1)
Otot yang kelelahan
2)
Penggunaan otot yang berlebihan
3)
Kurangnya elektrolit tubuh (Ca dan K) karena keluar melalui
keringat
4)
Penumpukan asam laktat (hasil metabolisme di otot)
5)
Ter
ganggunya oksigenisasi jaringan otot
6)
Ter
ganggunya sirkulasi darah ke jaringan otot
Pada perenang kram sering terjadi di :
1)
Otot tungkai bawah bagian belakang (otot betis)
2)
Otot punggung kaki : biasanya terjadi karena gerakan yang tidak
sempurna saat renang menggunakan
fin
(sepatu katak)
3)
Otot tungkai atas (paha) bagian depan maupun belakang.
188
Kelas XII SMA
b.
Langkah-langkah penanganan
Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya memiliki
prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan. Langkah-langkah yang
harus dilakukan saat terjadi kram adalah :
1)
Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi
2)
Tarik napas dalam dan tahan
3)
Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram
4)
Jangan lakukan gerakan
apapun kecuali peregangan (walaupun
badan kita tenggelam)
5)
Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi
6)
Ulangi sampai nyerinya reda
7)
Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak
menggerakkan/ menggunakan otot yang tadi kram
8)
Setelah di tepi
lakukan kembali peregangan sampai otot terasa
nyaman
Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di
ekstremitas bawah), yaitu :
1)
Posisi 1 :
Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak
kaki ke arah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram
pada otot betis dan otot paha bagian belakang.
2)
Posisi 2 : T
ekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan
punggung kaki ke arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi
kram pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan.
Latihlah teknik penanganan kram di air ini, karena pada saat
terjadi kram yang kita butuhkan adalah gerakan spontan tanpa
berfikir, sehingga dapat terhindar dari panik.
c.
Penanganan kram.
Dalam olah raga renang, sering kita mengalami kejang otot atau
yang sering kita sebut kram
(cramp)
. Oleh sebab itu pengetahuan
tentang prinsip penanganan kram adalah wajib bagi seorang perenang,
karena masih sering kita jumpai kesalahan dalam penanganannya.
Prinsip dasar penanganan kram adalah meregangkan otot
berlawanan dengan arah kejang. Ditambah dengan pijatan pada
otot yang kram untuk membantu pelemasan otot sehingga sirkulasi
oksigen, elektrolit dan zat metabolik menjadi lancar. Peregangan otot
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
189
yang kram dilakukan secara perlahan, jika sakit jangan di kendurkan
tapi pertahankan posisi. Jika nyeri hilang tambah lagi peregangannya.
Lakukan sampai nyeri hilang.
Contoh posisi penanganan :
1)
Otot betis : luruskan lutut, tekan
telapak kaki ke arah punggung
kaki. Lakukan pemijatan pada otot betis
Gambar 8.17. Penanganan kram otot betis
2)
Otot punggung kaki : tekan punggung kaki
dan jari kaki ke arah
telapak kaki (sehingga seperti penari balet). Lakukan pemijatan
pada otot punggung kaki
3)
Otot Paha belakang : luruskan lutut, angkat tungkai bawah dan
lakukan pemijatan
4)
Otot paha depan : tekuk lutut dan lakukan pemijatan
Gambar 8.18. Penanganan kram
190
Kelas XII SMA
d.
Pencegahan
1)
Lakukan
pemanasan
dan peregangan
sebelum memulai olahraga
2)
Tidur cukup
3)
Cukup minum sebelum,
saat dan setelah olahraga, jika perlu
yang mengandung elektrolit (misal. oralit)
Gambar 8.19. Pencegahan kram
6.
Aktivitas Pembelajaran Siswa Menganalisis
K
eterampilan Penyelamatan Kegawatdarutan di Air.
Cobalah kalian baca dan pelajari materi yang telah disajikan di atas,
mulai dari menganalisis keterampilan penyelamatan kegawatdarutan
di air (tenggelam, kram dan tindak lanjut), kemudian lakukan aktivitas
belajar berikut ini:
a.
Buatlah kelompok 5-6 orang.
b.
Tentukanlah ketua kelompok secara demokratis.
c.
Amati dan carilah segala sesuatu yang berhubungan dengan
tenggelam,
kram dan tindak lanjut dari berbagai sumber, baik di
internet, buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.
d.
Diskusikan dengan teman
satu kelompok tentang tenggelam, kram
dan tindak lanjut. Usahakan setiap anggota kelompok memberikan
pendapatnya/pengalamannya.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
191
e.
Peserta didik berdiskusi dengan
menerapkan nilai kerjasama,
toleransi, santun, dan displin.
f.
Peserta didik
berkelompok
dan berdiskusi tentang kegiatan yang
baru saja dilakukan. Guru bertugas mengevaluasi tentang kegiatan
siswa tersebut.
g.
Buatlah urutan dan penjelasan
tentang tenggelam, kram dan
tindak lanjut dalam bentuk tulisan dan dipresentasikan. Usahakan
ditambahkan foto atau video mendidik yang berhubungan.
h.
Presentasikan hasil
diskusi tersebut di depan kelas dengan mengikuti
pentunjuk yang ditentukan guru.
Sumber: belajarberenangbandung.com
Gambar 8.20. Menganalisis Keterampilan Penyelamatan Kegawatdarutan di Air
C.
Menganalisis Keterampilan Tindakan
P
enyelamatan Lanjutan di Darat
Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, termasuk di kolam renang.
Kecelakaan juga bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga siswa perlu siaga
dan siap melakukan tindakan pertolongan atau penyelamatan terhadap
korban. Itulah sebabnya pengetahuan tentang
penyelamatan
di air
harus
dipahami dengan baik.
1.
Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor. Siswa harus dapat
memahami beberapa hal yang dapat menyebabkan kecelakaan, sehingga
siswa dapat bertindak lebih hati-hati. Beberapa kecelakaan dapat terjadi
karena kurangnya keterampilan, pengetahuan, pengawasan, kehati-hatian,
dan
juga karena
keadaan fisik yang kurang baik. Beberapa penyebab
kecelakaan di air antara lain sebagai berikut.
192
Kelas XII SMA
a.
Tidak melakukan pemanasan (
warming up
) sebelum latihan berenang.
b.
Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c.
Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
d.
Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
e.
Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai.
2.
Cara-Cara Menghindari Kecelakaan
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari
kecelakaan saat berada di kolam renang:
a.
Mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
b.
Menggunakan peralatan berenang yang baik.
c.
Lakukan pemanasan yang cukup sebelum berenang.
d.
Menguasai salah
satu teknik berenang atau minimal teknik mengapung
di air.
e.
Melakukan sarapan
atau makan minimal 2 jam sebelum latihan
berenang.
f.
Lebih berhati-hati dalam berenang.
g.
Menghindari latihan renang yang berlebihan atau terlalu lelah.
3.
Bentuk-Bentuk Pertolongan
Pertolongan yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan korban.
a.
Pertolongan pada korban yang masih dalam keadaan sadar
Siswa dapat memberikan pertolongan dengan cara berikut:
1)
Memberikan pertolongan
dengan peralatan yang tersedia seperti
ban dan pelampung atau barang lain yang dapat terapung.
Penggunaannya diikatkan pada seutas tali sehingga mudah
ditarik.
2)
Melakukan pertolongan
langsung kepada korban jika korban
berada dalam dasar kolam atau terapung-apung di permukaan
air.
3)
Jika korban masih dapat menggerakkan
anggota tubuh (akibat
tidak lancar berenang), pertolongan dapat dilakukan dengan
mendorong tubuh korban ke arah sisi kolam secara perlahan-
lahan.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
193
b.
Pertolongan pada korban dalam keadaan tidak sadar.
Kita dapat menolong korban yang tidak sadar dengan cara-cara berikut:
1)
Pada korban yang masih di air, dapat dilakukan
back
stroke
saving action
, yaitu penolong berenang dalam keadaan
terlentang dengan melakukan gerak kaki seperti gaya katak dan
memposisikan tubuh di bawah korban. Posisikan korban dalam
keadaan berbaring, muka dan hidung korban berada di permukaan
air dengan salah satu lengan atau kedua lengan menarik dagu
korban. Lakukan gerakan renang secara perlahan-lahan ke tepi.
Sumber: jakartarescue.org
Gambar 8.21. Cara membawa korban tenggelam
2)
Pada korban yang telah diangkat ke tepi
dan ditempatkan pada
tempat yang nyaman, lakukan penyelamatan dengan Sistem
Resusitasi Jantung dan Paru (RJP).
3)
Memahami teknik pertolongan dengan cara Resusitasi Jantung
Paru/RJP
(
Cardiopulmonary
resuctitation
/CPR) sangat
dibutuhkan jika
contact rescue
adalah pilihan satu-satunya.
Keahlian ini akan sangat dibutuhkan untuk mengatasi
kasus henti napas dan jantung yang sering terjadi pada korban
tenggelam.
4.
Pertolongan resusitasi jantung paru dilakukan dengan
tindak
an penanganan sebagai berikut:
a.
Memastikan ketidaksadaran
Periksa keadaan korban. Dengan menepuk atau menggoyangkan
korban dengan pelan dan berteriaklah, “Apa kau baik-baik saja?”
Setelah
korban dipastikan tidak sadar, lakukan tindakan membuka
jalan napas dan memeriksa pernapasan dan sirkulasi.
194
Kelas XII SMA
b.
Membuka jalan napas
Sebagian besar
masalah jalan napas disebabkan oleh lidah.
Ketika kepala tertekuk ke depan, terutama ketika korban berbaring
terlentang, lidah dapat menutupi jalan napas.
c.
Menentukan hilangnya pernapasan
Tentukan
hilangnya pernapasan dengan metode melihat-
mendengarkan-merasakan. Tempatkan telinga Anda di samping
hidung dan mulut korban dengan wajah menghadap dadanya. Lihat
kenaikan dan penurunan dada. Dengarkan dan rasakan udara yang
keluar dari mulut atau hidung. Lakukan pemeriksaan ini maksimal
dalam waktu 10 detik. Korban yang bernapas dengan baik tidak
memerlukan resusitasi.
d.
Bantuan pernapasan dikurangi.
Alasan:
Rescue br
eath
adalah tindakan pemberian napas buatan
sebanyak dua kali setelah kita mengetahui bahwa korban henti napas
(setelah
Look, Listen, and Feel
). Hal ini dikurangi karena terbukti
menyita waktu yang cukup banyak sehingga terjadi penundaan
pemberian kompresi dada
.
e.
Pemeriksaan denyut nadi
Setelah memberikan
pernapasan bantuan, langkah selanjutnya
adalah menentukan hilangnya denyut nadi. Taruh ujung jari telunjuk
dan jari tengah siswa bersamaan ke sisi leher korban. Jika korban
mempunyai denyut nadi namun tidak bernapas, lakukan bantuan
pernapasan. Pada korban dewasa, dilakukan sebanyak 10 – 12 kali
per menit (atau tiap 5 – 6 detik), bayi atau anak-anak sebanyak 12 –
20 kali per menit (tiap 3 – 5 detik) dan periksa nadi setiap 2 menit.
f.
Tindakan pijat jantung dan pemberian napas buatan.
Jika korban tidak memiliki
denyut nadi, mulai lakukan RJP yaitu
dengan meletakkan tumit tangan di atas permukaan dinding dada.
Tekanan berasal dari tubuh, dengan meluruskan tangan. Tekanan
dilakukan ke arah jantung. Frekuensi yang dilakukan adalah 60 –
70 kali per menit. Kompresi harus disertai dengan napas buatan.
Jika penolong dua orang,
maka pijat dan pemberian napas buatan
dilakukan
dengan
frekuensi
15 :
2.
Pemijatan
jantung
luar
ini
harus
juga diselingi pemeriksaan denyut nadi setiap dua menit.
Pertolongan
harus dihentikan jika kondisi penolong kelelahan atau
ada petugas gawat darurat yang datang.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
195
Gambar 8.22.
Resusitasi Jantung Paru (RJP)
g.
Kompresi dada lebih dalam lagi
Pada RJP sebelumnya, ke dalaman kompresi dada adalah 1 ½ – 2
inchi
(4 – 5 cm), namun sekarang kompresi dada dengan ke dalaman
minimal 2 inchi (5 cm).
h.
Kompresi dada lebih cepat lagi
Sebelumnya tekan dada sekitar 100 kompresi/menit.
Sekarang
kompresi dada minimal 100 kompresi/menit. Pada kecepatan ini, 30
kompresi membutuhkan waktu 18 detik
.
i.
Kompresi dengan tangan
Berikan hanya
RJP dengan tangan (
Hands Only CPR
), karena
berbuat sesuatu lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali
.
j.
Pengaktivasian Emergency Response System (ERS)
Pengaktivasian ERS seperti meminta
pertolongan orang di
sekitar, menelepon ambulans, ataupun menyuruh orang untuk
memanggil bantuan tetap menjadi prioritas, akan tetapi sebelumnya
terlebih dahulu lakukan pemeriksaan kesadaran dan ada tidaknya
nafas (terlihat tidak ada nafas) secara simultan dan cepat.
196
Kelas XII SMA
k.
Jangan berhenti melakukan kompresi sampai korban batuk
Setiap penghentian kompresi dada berarti
menghentikan aliran
darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran
darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada
untuk menyalurkan darah kembali. Kita harus melakukan kompresi
selama kita bisa atau sampai alat defibrilator otomatis datang dan
siap untuk menilai keadaan jantung korban. Jika sudah tiba waktunya
untuk pernapasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera
kembali melakukan kompresi dada. Prinsip
Push Hard, Push Fast,
Allow complete chest recoil, and Minimize Interruption
masih
ditekankan disini.
l.
Bawa ke rumah sakit, tindakan medis lebih lanjut
5.
Tetap ikuti langkah-langkah berikut:
a.
Setelah korban berada di permukaan air dan anda memberikan signal
untuk memint
a bantuan terlebih dahulu atur daya apung anda (sebagai
rescuer
) dan si korban;
b.
Pengaturan daya
apung korban dilakukan dengan cara mengisi BCD
(Breathing, Circulation (
Chest Compression
) ) yaitu buka jalan
nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Jika ketiga langkah
sudah dilakukan, periksa apakah korban mengalami defisit pada
tubuhnya semisal memeriksa kesadaran korban. Langkah ini disebut
memeriksa/ Disability) dan melepaskan ikat pinggang si korban (bila
kedua tindakan tersebut belum dilakukan saat membawa korban naik
ke permukaan dari dalam air);
c.
Gunakan tangan terluar
anda untuk mengangkat dagu korban dengan
lembut untuk membuka jalan nafasnya, Hati-hati jangan sampai
tangan anda menekan tenggorokan korban;
d.
Periksa rongga mulut korban, bila ada benda yang menghalangi
atau berada di dalam mulut korban, segera keluarkan benda tersebut
dengan lembut;
e.
Periksa apakah korban bernafas atau tidak
(gunakan metode
look–
listen and feel
);
f.
Bila korban tidak
bernafas, segera berikan bantuan pernafasan –
apalagi bila jarak anda dengan lokasi untuk keluar dari air masih
berkisar 50 meter;
g.
Tetap lakukan
“
rescue-breathing”
selama anda memindahkan korban
ke lokasi untuk keluar dari air.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
197
6.
Berikut tipsnya RJP:
a.
Telapak tangan ada dalam posisi datar di tengah dada korban.
Selanjutnya
dada dipompa dengan kedua tangan dalam posisi datar.
Dada dipompa ke arah rongga sedalam 2 inchi, atau setara 100 detik
per menit.
b.
Selanjutnya bantu korban bernafas melalui hembusan udara langsung
ke mulut korban, hal ini
bisa dilakukan sambil tetap menekan dada
korban.
c.
Jangan melakukan CPR terus menerus karena otot akan kelelahan.
Kekuatan memompa yang naik-turun akan menyebabkan CPR
kurang efektif.
d.
Bila memungkinkan,
CPR bisa dilakukan bergantian setelah 2 menit
sampai bantuan datang.
e.
Cardiopulmonary
resuctitation
/CPR merupakan teknik penyelamatan
hidup dalam keadaan darurat, saat korban tidak bernafas atau detak
jantungnya terhenti. Kondisi ini biasa dialami korban tenggelam
atau serangan jantung. CPR bisa kembali melancarkan aliran darah
beroksigen, ke organ vital misalnya otak dan jantung. Aliran darah
kaya oksigen diharapkan kembali mengaktifkan organ vital, sehingga
fungsi tubuh bisa normal dan merespons pengobatan yang diberikan.
7.
Akitivitas Belajar siswa
Aktivitas belajar menganalisis keterampilan tindakan penyelamatan
lanjutan di darat:
Cobalah kalian baca dan pelajari materi yang telah disajikan di
atas, mulai dari keterampilan tindakan penyelamatan lanjutan di darat,
kemudian lakukan aktivitas belajar berikut ini:
a.
Buatlah kelompok 5-6 orang.
b.
Tentukanlah ketua kelompok secara demokratis.
c.
Amati dan carilah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterampilan
tindakan penyelamatan lanjutan di darat dari berbagai
sumber, baik di internet, buku, majalah, surat kabar dan sebagainya.
d.
Diskusikan dengan teman
satu kelompok tentang keterampilan
tindakan penyelamatan lanjutan di darat. Usahakan setiap anggota
kelompok memberikan pendapatnya/berkontribusi dalam diskusi.
e.
Peserta didik berdiskusi dengan
menerapkan nilai kerjasama,
toleransi, santun, dan displin.
198
Kelas XII SMA
f.
Peserta didik dibiarkan berkelompok
lalu istirahat dan berdiskusi
tentang kegiatan yang baru saja dilakukan. Guru bertugas
mengevaluasi tentang kegiatan siswa tersebut.
g.
Buatlah urutan dan penjelasan tentang keterampilan tindakan
penyelamatan
lanjutan di darat. Usahakan ditambahkan foto atau
video mendidik yang berhubungan.
h.
Presentasikan hasil
diskusi tersebut di depan kelas dengan mengikuti
pentunjuk yang ditentukan guru.
D.
Ringkasan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam renang:
a.
Aktivitas yang harus dilakukan sebelum berenang:
1)
Melakukan pemanasan untuk mencegah terjadiny
a kejang-
kejang otot pada saat berenang. Pemanasan senam bisa dilakukan
dengan cara menggerak-gerakan badan (senam kecil) atau
dengan berlari–lari kecil.
2)
Mandi pada air pancuran yang tersedia sebelum masuk ke kolam
renang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa tubuh
dalam keadaan bersih dan tubuh dapat menyesuaikan dengan
suhu air.
3)
Memakai pakaian
renang yang berwarna (tidak putih) karena
air kolam dapat menyebabkan pakaian berwarna putih berubah
menjadi kekuning-kuningan (mangkak).
4)
Mengamati/mencari tahu tentang ke dalaman
kolam renang dan
menyesuaikannnya dengan kemampuan diri sendiri
.
5)
Jangan berenang dalam keadaan perut kosong atau terlalu
kenyang. Karena dalam berenang diperlukan banyak tenaga dan
apabila
perut terlalu kenyang maka beban tubuh menjadi lebih
berat.
b.
Aktivitas yang harus dilakukan sesudah berenang:
1)
Membasuh mata agar bersih dari kotoran. Hal ini perlu dilakukan
karena air di dalam
kolam renang biasanya kurang baik untuk
kesehatan mata dan mengandung kaporit.
2)
Jika telinga kemasukan air, diusahakan air bisa keluar kembali
sambil loncat-loncat atau dengan cara yang lain.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
199
E.
Penilaian
1.
Pengetahuan
Penilaian berupa pertanyaan yang bersifat tulisan dalam bentuk
soal ataupun lisan dalam bentuk pertanyaan pada saat pembelajaran
berlangsung dan penugasan (Perorangan/Kelompok).
Pertanyaan
Jawaban
1
2
3
4
1.
Apa Pengertian PPPK air ?
2.
Bagaimana cara
melakukan PPPK air yang baik
untuk ?
3.
Apa pengertian RJP
, bagaimana cara melakukannya
yang baik dan aman ?
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 12
Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Sangat Baik
2.
Sikap (bisa dilakukan dengan Observasi, Penilaian Diri,
P
enilaian Antar Teman, Jurnal Catatan Guru)
a.
Pengamatan sebelum proses pembelajaran berlangsung
b.
Pengamatan saat selama proses pembelajaran berlangsung
c.
Pengamatan sesudah proses pembelajaran berlangsung
d.
Lembar Observasi Sikap Sosial
No Perilaku yang diharapkan
Kualitas jawaban
1
2
3
4
1
Disiplin
2
Menghargai teman saat pelajaran
3
Menjalankan perintah dari guru
4
Toleransi dan mau berbagi dengan
teman
Jumlah skor maksimal = 16
200
Kelas XII SMA
Nilai sikap Spiritual :
Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Baik Sekali
3.
Keterampilan
Tes praktik atau tes kinerja berbentuk tes keterampilan gerak /unjuk
kerja (
skill test
), tugas dan portopolio.
Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan psikomotor
peserta didik secara umum
Pertanyaan
Jawaban
1
2
3
4
1.
Bagaimana teknik penyampaian materi saat presentasi?
2.
Bagaimana penguasaan bahasa saat presentasi?
3.
Bagaimana penguasaan kelas saat presentasi?
4.
Keaktifan mengemukan pendapat
5.
Keaktifan bertanya
6.
Keaktifan menjawab
JUMLAH
JUMLAH SKOR MAKSIMAL: 24
Keterangan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik, 4. Sangat Baik
Jumlah skor yang diperoleh
Penilaian Pengetahuan
=
----------------------------------
X 100
Jumlah skor maksimal